Film Pesantren : Melihat Pesantren Lebih Dekat, Melihat Islam dari Sudut Perempuan

- Advertisement -

Proses pencarian dana mulai dilakukan pada 2016 dengan mengikuti beberapa forum pendanaan untuk film dokumenter.

Di antaranya Asian Side of the Docs di Bangkok dan Doc Edge Kolkata di India pada 2016, serta International Documentary Film Festival (IDFA) Forum di Amsterdam pada 2017. Ketika itu, film ini berhasil mengamankan kerja sama dengan NHK World dan Aljazeera Documentary Channel.

Proses syuting film berdurasi 95 menit ini dimulai pada Maret 2017 hingga tahun 2018. Sementara proses editing dilakukan Oktober hingga November 2018 di Berlin, Jerman, dengan melibatkan salah satu editor terbaik di Eropa, yakni Stephen Krumbiegel.

- Advertisement -

Film tentang Islam dari Sudut Perempuan

Shalahuddin Siregar, sutradara dan produser film itu mengatakan dia tak hanya ingin membuat film yang menjelaskan apa itu pesantren, tetapi ingin melihat lebih dalam hal, dan mengupas hal jarang dibahas di luar. “Makanya, film ini fokus pada bagaimana Islam dari sudut pandang perempuan,” kata dia.

Tahun lalu, film Pesantren menjadi pembuka Madani Film Festival yang berlangsung pada 27 November – 4 Desember 2021 di XXI Epicentrum. Saat itu, Shalahuddin menuturkan alasannya membesut film ini.

- Advertisement -

Menurut Shalahuddin, karyanya itu bukan merupakan film agama. Film yang dalam Bahasa Inggris berjudul A Boarding School ini menceritakan tentang bagimana anak-anak di dalam pesantren. “Ada anak mau masuk SMP tapi tak mampu bayar biaya seragam. Makanya orang tuanya mengirimnya masuk ke pesantren,” katanya.

Film Pesantren, oleh Lola Amaria Production, juga sudah diputar dalam program Sinema Ramadan yang dibuat bekerja sama dengan Yayasan Bumi Karya Lestari. Program Sinema Ramadan adalah pemutaran film Pesantren di sepuluh pesantren di Pulau Jawa selama Ramadan 2022.

Film Pesantren terpilih dari sekitar 3.000 film, yang terdapat di dalam program di Luminous, sebuah program yang menurut IDFA adalah film-film yang mampu menenggelamkan para penontonnya dalam pengalaman sinematik: digerakkan oleh tokoh, cerita, maupun pembuat film.
Luminous hadir untuk memulihkan keindahan relasi, ekspresi dan rasa empati manusia dan membuat yang universal menjadi nyata lewat individu-individu dalam film-fim terpilih.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -