Paguyuban Swara Mahardhika, Rayakan Sumpah Pemuda Dengan Gelar Panggung Budaya

- Advertisement -

“Kami ingin menunjukkan Paguyuban SM masih aktif dan selalu berupaya melakukan kerja kreatif yang maksimal. Kami tidak mencari uang utk kegiatan ini, kami mencari pertemanan dan menjalin persahabatan serta silaturahim sesama anggota,” ungkap Ati Ganda lagi.

Ati Ganda juga menyebut paguyuban SM dibentuk untuk menunjukan tentang citra baik. “Sekecil apapun acara yang kita buat, harus digarap secara maksimal dan profesional!”

Indro dari kelompok Warkop mengaku terharu melihat anthusiasme para penari SM senior yang sudah berusia diantara 50 sd 60 tampil petang itu.

- Advertisement -

“Saya mengenal mereka sejak tahun 1977, gerak tari dan cara senyumnya tidak berubah. Itu kekuatan sekaligus trade merk SM yang sulit ditiru. Jujur saya menitikan air mata ketika melihat tari Melati Suci dan Damai dimainkan lagi!” ungkap Indro.

Kata Indro, dulu ia bersama dua rekannya yang sudah almarhum, Kasino dan Dono, secara sengaja atau tidak ikut tertarik masuk ke dalam SM.

“Di tahun 77 an itu, Mas Guruh Soekarno bukan hanya sekadar mengajarkan tari di SM, tapi juga memupuk cinta dan bangga dengan budaya sendiri. Di era Soeharto itu, perlu perjuangan keras untuk menampilkan pertunjukan sekelas broadway, tapi dengan isi budaya dari negeri sendiri,” kata Indro.

- Advertisement -

“Lebih parah lagi, karena situasi politik zaman itu, gara-gara SM mau manggung, saya sempat dipanggil ke Polda dengan Mas Guntur, meski tidak sampai nginep di penjara!” kenang Indro,

Persatuan & Kesatuan adalah Kekuatan

Paguyuban SM, hingga hari ini bersyukur mendapat tempaan dari Guruh Sukarno untuk terus memupuk cinta pada budaya sendiri dan cinta tanah air.

“Kami baik perempuan maupun laki-laki, bertahun-tahun dididik dan ditantang Mas Guruh untuk mau mengenakan kain dari rumah ke tempat latihan. Dan tidak perlu malu, karena kain adalah budaya Indonesia dari Sabang sampai Meurauke!” ungkap Hendro Soesarso, salah satu orang di balik layar SM, mengenang

Shanty Sandra Primanty, yang mengelola keuangan, menyebut tantangan paguyuban SM ke depan adalah, bagaimana bisa terus mewujudkan sebuah pertunjukan yang benar-benar hasil swadaya.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -