Masuk ke Kuningan, HaloPuan Gandeng KNPI Melawan Stunting  

- Advertisement -
- Advertisement -

Sabtu, 4 Juni 2022, lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani bergandengan tangan dengan DPD KNPI Kabupaten Kuningan di Desa Ciasih, Kecamatan Nusaherang.

Kegiatan ini dilaksanakan setelah  sebelumnya HaloPuan bergotong royong dengan kader PDI Perjuangan di Jawa Barat.

Ciasih salah satu dari 36 desa di Kabupaten Kuningan yang menjadi lokus penanganan stunting. Menurut data Riskesda 2018, prevalensi stunting di Kabupaten Kuningan mencapai 28 persen. Ini menjadikan Kuningan masuk kategori cukup tinggi karena rata-rata dunia menurut WHO cuma 20 persen sementara rata-rata nasional 30,8 persen. Menurut data penimbangan balita pada Februari 2021, dari 66.598 balita yang ditimbang di Kuningan, ada 3.913 balita yang dinilai berada dalam kondisi stunting–gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.

- Advertisement -

Di Ciasih, HaloPuan dan KNPI mengundang 150 orang. Mereka terdiri dari ibu dengan balita stunting, ibu menyusui, ibu hamil, dan kader posyandu. Sejak pukul 08.30 pagi, mereka telah berdatangan ke lokasi acara di lapangan depan kantor desa.

Dalam kegiatan ini, mereka memperoleh penyuluhan yang disampaikan oleh Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dr Agah Nugraha. Dokter Agah dengan gaya penyajian yang kadang mengundang tawa menjelaskan bahwa stunting itu harus sudah dipikirkan sejak kehamilan hingga anak berusia atau 1.000 hari pertama kehidupan. “Yang paling awal menyebabkan stunting adalah pola makan buruk dari ibu-ibu yang hamil, biasanya sukanya seblak atau bakso terus,” katanya.

Menurut Dokter Agah, bayi yang stunting otak dan mentalnya tidak akan berkembang maksimal, sehingga saat dewasa tidak akan terlalu cerdas. “Ibu-ibu pasti sayang sama anak-anak ibu tapi seringkali tidak menyadari pola makan yang baik,” katanya yang menjelaskan bahwa balita stunting biasanya kekurangan protein.

- Advertisement -
Menyalin

Sebelum mencapai 1.000 hari, kondisi stunting masih bisa dipulihkan. “Jadi, ibu-ibu jangan khawatir, stunting itu bukan penyakit tapi kondisi yang masih bisa diobati jika anak belum melewati dua tahun,” ujar Dokter Agah.

Selain mendapatkan penyuluhan tentang bahaya stunting, peserta juga memperoleh informasi tentang manfaat super daun kelor yang disampaikan oleh relawan HaloPuan Mochamad Chotim. Menurutnya, sudah banyak bukti ilmiah, termasuk yang berasal dari WHO, yang mengungkap kekayaan nutrisi kelor, terutama daunnya.

Daun kelor utamanya memiliki 18 asam amino, di mana delapan di antaranya bersifat esensial atau tidak bisa diproduksi tubuh manusia, sehingga daun kelor bisa menjadi sumber protein yang kaya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. “Karena kelebihan inilah, WHO sampai menjuluki kelor superfood,” kata Chotim, yang selanjutnya memperagakan bagaimana cara mengekstraksi bubuk dari daun kelor bersama kader-kader posyandu.

Baca Juga :  RTC Beri Vaksinasi Gratis untuk 300 Warga DKI Jakarta

Kepada Desa Ciasih Suherman berterima kasih kepada HaloPuan dan KNPI yang telah mengadakan Gerakan Melawan Stunting di desanya. Ciasih, menurutnya, memang lokus penanganan stunting tapi data terakhir menunjukkan tinggal satu balita stunting di Ciasih.

Meskipun demikian, Ciasih tetap harus mewaspadai munculnya kasus baru stunting. “Ini supaya ke depan tidak ada yang stunting lagi. Arahan Pak Dokter dan HaloPuan mudah-mudahan bisa dijalankan masyarakat kami,” kata Suherman dalam sambutannya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, menjelaskan bahwa lembaga sosial Puan Maharani ini memiliki sejumlah program tapi yang utama adalah Gerakan Melawan Stunting. Gerakan ini, menurutnya, buah kepedulian Puan kepada generasi masa depan bangsa. “Jika tidak ditangani sejak sekarang, kita tidak akan mendapatkan bonus demografi pada saat Indonesia berusia 100 tahun nanti,” katanya.

Hal yang sama disampaikan oleh Ketua DPD KNPI Kabupaten Kuningan, Yusup Dandi Asih. “Jika generasi masa depan tidak disiapkan sekarang, ini akan jadi cikal bakal yang tidak baik,” katanya. Dandi juga menceritakan bagaimana sulitnya meyakinkan kepada desa yang wilayahnya memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi. “Tidak gampang mengadakan kegiatan penyuluhan ini karena banyak kepala desa yang malu, padahal stunting itu bukan aib.”

Gerakan Melawan Stunting di Ciasih juga dihadiri oleh Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Kuningan, Dede Sembada, Kepada Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Idik Sidik, Kepala Puskesmas Nusaherang, dr Tita Ritawati, dan Camat Nusaherang, M Reza. Dede Sembada berharap HaloPuan dan KNPI bisa menyebarluaskan Gerakan ini ke kecamatan-kecamatan lain di Kuningan. “Dari HaloPuan, kita mendapatkan pencerahan soal daun kelor, sehingga DPRD sangat mendukung kegiatan ini,” kata Dede.

Gerakan Melawan Stunting diakhiri dengan pembagian paket makanan tambahan, termasuk di dalamnya 400 gram bubuk kelor, kepada 150 peserta. HaloPuan juga menyerahkan tiga bibit kelor kepada perwakilan ormas, posyandu, dan kampus XPOSEINDONESIA/ Foto : Dudut Suhendra Putra

halopuan masuk ke kuningan
halopuan masuk ke kuningan
halopuan mengajak masyarakat memberantas stuntimg
halopuan mengajak masyarakat memberantas stuntimg
masyarakat anthusias ikut kegiatan halopuan
masyarakat anthusias ikut kegiatan halopuan
wajah masa depan indonesia
wajah masa depan indonesia
- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -