Kamis, Juli 3, 2025

“177 Film Terancam Tersembunyi? Kemenparekraf dan PFN Siap Angkat ke Bioskop!”

Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, berencana membantu pendistribusian 177 film nasional yang belum tayang melalui kolaborasi dengan Produksi Film Negara (PFN).

“Kita harus selamatkan 177 film ini agar dapat terdistribusi ke bioskop-bioskop. Nantinya kami dari Kementerian Ekraf akan membantu lagi dari sisi promosi film tersebut berkolaborasi dengan berbagai pihak,” ujar Riefky dalam keterangan pers yang diterima, Rabu.

Pendistribusian film ini akan memanfaatkan kolaborasi dari 81 creative hub di berbagai daerah, termasuk fasilitas bioskop mini dan ruang inkubasi kreatif.

Kolaborasi hexahelix yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, lembaga keuangan, creative hub, dan pemerintah daerah diyakini dapat memperkuat ekosistem industri kreatif, khususnya subsektor film.

Untuk mengatasi kendala pembiayaan pelaku industri kreatif, Kemenparekraf bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus hingga Rp500 juta. Riefky menegaskan, “Dinas Ekonomi Kreatif di daerah juga kami dorong untuk aktif memfasilitasi promosi dan menjembatani pelaku usaha dengan berbagai pihak, termasuk investor.”

PT Produksi Film Negara (Persero) sebagai BUMN yang bergerak di bidang industri audiovisual, tengah bertransformasi menjadi perusahaan pembiayaan film yang berperan sebagai fasilitator dalam ekosistem film nasional.

Direktur Utama PFN, Riefian Fajarsyah, menjelaskan, “PFN tidak lagi berfokus pada produksi, melainkan menjadi kanal distribusi bagi rumah produksi kecil untuk dapat penayangan film di bioskop maupun OTT (over-the-top platform).”

PFN juga mengembangkan Indonesia Film Financing (IFF) dan Indonesia Film Fasilitation (IFF), dua platform yang mempermudah akses pemanfaatan aset negara bagi pelaku film nasional, tambah Riefian.

Selain itu, PFN tengah mengembangkan kawasan seluas 26 ribu meter persegi yang akan difungsikan sebagai kantor dan studio virtual production dengan jam operasional mulai pukul 09.00 hingga 19.00 WIB. Lokasi ini diharapkan dapat mendukung ekosistem produksi film yang berkelanjutan.

Dengan kolaborasi berbagai pihak dan inovasi dari PFN serta Kemenparekraf, harapannya adalah industri film nasional dapat tumbuh lebih kuat dan karya-karya lokal semakin mudah dinikmati oleh masyarakat luas. XPOSEINDNESIA Footo : Biro Komunikas KemenEkraf

Must Read

Related Articles