Lagu berjudul ‘Malam Jum’at Kliwon’ di area mini konser Digra Coffee and Eat Etary, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, langsung pecah.
Lagu ini sekaligus menjadi penutup yang manis dari acara bedah buku berjudul “Berjuang di Sudut Sudut tak Terliput” karya Iqbal Aji Daryono.
Tanpa komando, penonton pun langsung sing along. Lagu pembuka itu langsung membuncah, mengahiri dahaga nonton konser musik secara live di tempat terbuka dengan jamuan secangkir kopi.
Dengan kekuatan sound mencapai 3000 watt Orkes Melayu Penghantar Minum Racun (OM PMR), lagu ‘Malam Jum’at Kliwon, dapat menjadi mukadimah yang mampu langsung menghangatkan suasana.
Meski OM PMR lahir di tahun 1977, namun malam itu mayoritas penonton berada di generasi milenial dan Gen Z.
Toh nyatanya, dari 10 lagu yang dibawakan oleh OM PMR pada Jum’at malam (01/07/2022) yang bertepatan dengan hari Bhayangkara itu mereka mampu nyanyi dan hafal semua lagun dimana mereka belum pada lahir.
Malam itu, OM PMR hadir dengan 6 personil, Ajie PMR—Vokal, Ima Maranaan—Bass, Hary Muka Kapoor—Kendang, dan tiga diantaranya adalah additional. Warna musik, dan dentuman kendang masih terasa orisinil.
Meski minus Jhonny Iskandar sebagai vokalis ikoniknya, namun penampilan Ajie Cetti Bahadur Syah atau Ajie PMR sebagai vokalis tetap mampu menyajikan kualitas suara khas PMR yang memiliki karakteristik, humor, apa adanya, dan tetap dicinta penggemarnya.
Beberapa lagu long listen alias sepanjang masa yang malam itu dibawakan diantaranya, Judul – judulan, Duit Duitan, Boneka India, Banjir di Malam Minggu, ditutup dengan lagu pamungkas berjudul ‘Bintaku Bintangmu’.
Realitas Sosial dan Alat Negara
Tberdasarkan realitas sosial, bermasyarakat, dan mampu mengajak bergoyang ini, tetap mempunyai ruang tersendiri untuk dicintai para penggemarnya meski zaman telah berbeda.
Ajie PMR menjelaskan, resep OM PMR mampu bertahan hingga saat ini adalah kompak, dan selalu menjauhi narkoba. “Yang paling terpenting adalah jauhi narkoba,” ungkap Ajie usai konser, ketika ditanya resep OM PMR tetap kompak.