“Ini kepedulian Ibu Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI terhadap penanganan stunting,” katanya. Dia juga menjelaskan bahwa Indramayu masih masuk dalam kategori tinggi dalam hal kejadian stunting, terutama di Kecamatan Balongan.
“Saya juga aneh kok di daerah Pertamina yang kaya raya seperti ini ada stunting,” ujarnya.
Terkait dengan bubuk daun kelor yang dibawa HaloPuan, Sirojudin mengakui ini informasi yang sangat menarik.
“Ibu Bupati tadi bisik-bisik ke saya, bagaimana kalau lahan pertanian Perhutani diminta ditanami kelor. Kita bisa minta bantuan HaloPuan. Indramayu ini kaya, tanahnya terluas di Jawa Barat setelah (Kabupaten) Bogor.”
Sementara itu, Bupati Indramayu Nina Agustina, mengakui bahwa kelor memiliki manfaat gizi yang sangat banyak, terlebih tanaman ini gampang didapat.
“Jadi, yang namanya daun kelor di luar negeri itu sudah dibikin kapsul-kapsul dan banyak dicari oleh masyarakat di luar negeri. Kok, kita yang lahannya banyak, (kelor) malah diawur-awur atau didiamkan,” kata Nina.
“Karena itu, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Puan Maharani atas berkah ini. Ini berkah dari Ibu Puan melalui Halopuan yang peduli kepada kaum perempuan.
Menyambut paparan Sirojudin, Nina juga menyatakan tekadnya untuk menjadikan lahan-lahan tidur di Indramayu lahan pertanian kelor. “Kelor bisa menjadi produksi Indramayu, sehingga membuka lapangan pekerjaan juga. Nanti akan kita coba.”
Dia lalu mengajak warga peserta kegiatan untuk bersama-sama melawan stunting. “Ayo kita melawan stunting bersama karena (stunting) di Indramayu termasuk tinggi. Saya tidak bisa sendirian tapi harus bersama-sama semuanya, semua unsur masyarakat,” katanya.
Di akhir sambutannya, Nina menyampaikan sebait pantun:
Di Indramayu banyak petani
Ibu-ibunya ayu-ayu
Terima kasih Ibu Puan Maharani
Telah membantu melawan stunting di Indramayu
Dalam kegiatan Gerakan Melawan Stunting di Indramayu, penyuluhan tentang gizi seimbang disampaikan oleh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Ahli Madya Jawa Barat, Agus Mujahidin.