“Saya menobatkan lagu ini menjadi lagu terindah. Karena di lagu ini saya bisa bercermin lagi,” kata Is sebelum membawakan lagu “Dunia Batas”.
Setelah lagu keempat, Is merasa sudah mulai kedinginan. Namun, dia tetap semangat menghibur penonton setianya.
“‘Ruang Tunggu’, lagu yang membuat saya punya tiktok followers saya 800-an tolong follow biar bisa 1.000 dapat saweran kayak Caesar,” ujar Is buat penonton tertawa.
Pusakata malam itu diiringi oleh Bintang Indrianto (bass), Denny Chasmala (gitar), Eugine Bounti (sax dan clarinet), Sadrach Lukas (keyboard), Ronald Fristianto (drum).
Ia kemudian membawakan lagu yang terinspirasi dari dua perempuan yang paling penting di dalam perjalanan hidupnya, berjudul “Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan”.
Dua lagu berturut turut “Kehabisan Kata” dan “Akad” menjadi lagu penutup
“Terberkatilah semua orang yang sudah mewujudkan acara ini. Terberkatilah juga semua yang mata, hati, dan telinganya masih terbuka untuk musik Indonesia,” ujar Is menghakhiri pertunjukan.
Mendengar dan menelah lirik lagu Pusakata serasa melayang-layang menembus dimensi ruang yang entah apa namanya.
Mendengar dan menelah lirik lagu Pusakata mampu mengembalikan kenangan suka dan duka-duka di masa lalu.
Sepertinya setiap lagu karya Pusakata atau Is mampu menarik pendengarnya melakukan ritual perenungan jiwa, bahwa pahit manisnya hidup memang harus dijalani, dan harus bisa dinikmati sekaligus disyukuri. XPOSEINONESIA. Foto Muhamad Ihsan