Menurut Dwiki, di atas panggung IMMF, ia dan rekan-rekan musisi internasional tersebut, akan menampilkan 11 lagu.
“Kami akan membawakan lagu karya saya antara lain Pasar Klewer, Paris Barantai, Rentak Rebana, Night in Mursia, Jazz For Free Port, juga The Spirit of Peace. Selebihnya, masing masing personil akan menyetor lagu untuk dimainkan dan kami sudah mempelajari lagu-lagu tersebut,” kata Dwiki.
Namun, kata Dwiki, di atas panggung para musisi bebas mengeksplorasi bunyi masing-masing.
“Jadi di sini ada spirit saling merespons satu sama lain. Inilah esensi dari bermusik, respos satu sama lain yang menghasilkan suatu musik yang menunjukan kebaruan, bahkan bisa berbeda dari komposisi aslinya,” ujar Dwiki yang sangat kreatif dalam mencipta lagu dan bisa menyerap langsung situasi dan kondisi sebuah lingkungan.
Seperti lagu Night in Mursia yang akan dibawakan di IMMF, tercipta pada tahun 2002, saat Dwiki menghadiri Murcia Tres Culturas Festival di Murcia, sebuah kota di selatan Spanyol .
“Lagu itu menggambarkan harmonisasi masyarakat dan keindahan kota turis Mursia yang indah. Di mana masyarakatnya hidup berdampingan secara damai, antara Islam, Nasrani dan Yahudi!” ujar Dwiki.
Khusus dalam festival internasional, Dwiki tentu saja akan menonjolkan ciri musik Indonesia.
“Saya ingin menonjolkan spirit pentatonik yang ada di Indonesia, melalui beberapa lagu karya saya, di antaranya dalam lagu Pasar Klewer, misalnya. Ini lagu yang unik dan eksotik buat telinga internasional!” ungkap Dwiki.
Penyelenggaraan IMMF sendiri rencana akan ditayangkan secara live melalui akun facebook dan Youtube Moonjune.
“Saya akan update via Instagram link acara ini, agar teman-teman dari Indonesia bisa ikut menonton,” kata Dwiki yang bergabung dengan Moonjune Records yang dikomando Leonardo Pavkovic sejak tahun 2015.
Dwiki dan Moonjune Records
Hubungan Dwiki dan Moonjune memang terkesan sangat harmonis. Terbukti, Dwiki menghasilkan beberapa album dibawah label indie ini.