
Penulis lagu sekaligus produser, Ria Prawiro. merilis album instrumental berjudul “Kesatu”, dengan musik digarap Gihon Lohanda dan Juan Mandagie. Album ini berisi 7 buah lagu, yang pernah ditulis dan dirilis Ria sejak tahun 80-an.
Album instrumental yang terdengar lembut, manis, menyenangkan, menenangkan dan terkesan grande tersebut, memuat lagu karya Ria Prawiro yang pernah dipublikasikannya. Antara lain, “Kalau” (1987), “Oh Cinta” (2010), “Kekasih Jiwa” (2010), “Kita” (2017), “You’re the One” (2000), “Abdimu” ( 2000) “Lewati Badai” (2010).
Lagu Cinta untuk Bapak & Ibu
“Saya tergelitik membuat album instrumental, yang diangkat dari lagu yang pernah saya ciptakan. Ide ini disambut Gihon dan Juan dengan penuh semangat,” kata Ria yang sudah menulis lagu sebanyak 61 judul, 45 di antaranya diciptakan sendiri.
Ada dua lagu yang sangat special bagi Ria. Yakni “Abdimu” dan “You’re The One’”. Keduanya ditulis Ria untuk orangtuanya ketika mereka masih ada.
“Saya tulis lagu cinta untuk mereka sebagai kado ulang tahun. Lagu “Abdimu” untuk Bapak, semetara “You’re The One” untuk Ibu. Lagu itu sempat dinyanyikan Vina Panduwinata,” ujar putri mendiang Radius Prawiro dan Leoni Supit ini.
“Dari awal merancang pembuatan album ini, saya sudah memilih dua lagu tersebut untuk dimunculkan,” ungkap Ria.
Chill & Sopisticated
Menurut Gihon Lohanda, yang bertugas rangkap sebagai gitaris, pemain bass, vokalis juga bekerja untuk mixing dan mastering, proses pengerjaan album “Kesatu”, terjadi setelah ia melihat video miliki musisi asal Inggris , Sting.
“Di video itu Sting mengundang sejumlah teman ke rumahnya, menginap dan melakukan workshop bareng, untuk bikin lagu juga show. Saya rekomendasikan video ini ke Mama Iya, (panggilan Ria Prawiro, Red), dan ternyata ia setuju, kita menggarap lagu instrumental dengan pola begitu,” ungkap Gihon.
Lantas, Ria, Gihon dan Juan melakukan workshop di Rumah Kinasih, di kawasan Bogor, Jawa Barat. Di situ mereka mematangkan lagu dan merekamnya dengan konsep trio.
Kenapa trio? “Karena Mama Iya, Gihon dan saya memang sudah sehati dan sevisi , untuk bersama sama me-remake kembali lagu lagu yang diciptakan Mama Iya, menjadi lagu instrumental yang minimalis!’ ujar Juan Mandagie yang memainkan piano.
Menurut Juan, kesulitan sekaligus tantangan dalam penggarapan album ini, muncul karena lagu yang ingin diaransir ulang, baru diberikan Ria justru di tengah lokasi workshop.
“Terus, kita langsung disuruh bikin aransemen dengan durasi 30 menit. Abis itu take 2 jam, preview rough mixing 15 menit. Waktu yang singkat, bukan?” katanya serius seperti bertanya.
“Tetapi yang paling sulit dari pekerjaan kita sepanjang workshop, sebetulnya bukan menggarap lagu, tetapi menghabiskan satu ekor gurame goreng!” kata Juan sambil menyebut Mama Iya, selalu menyediakan konsumsi prima sepanjang workshop.
Gihon yang dikenal pula sebagai dosen Conservatory Music di Universitas Pelita Harapan, menyetujui pendapat Juan soal tantangan sekaligus ujian dalam mengerjakan album.
“Persoalnnya terletak pada pencarian inspirasi. Karena pengerjaan sangat cepat, dengan waktu pendek. Workshop hanya empat hari, namun kita bisa membuat rekaman sampai 11 lagu!” ucap Gihon yang sudah bekerja sama dengan Ria Prawiro sejak tahun 2011.
Ketika album Kesatu dirilis Kariza Production pada 7 September 2021, Gihon mengaku senang dengan tanggapan banyak orang.
”Banyak teman bilang album ini bisa dinikmati dalam suasana serius maupun santai. Bisa didengerin sambil nyetir mobil atau serius nemenin kerja di kantor!” ujar Gihon yang pernah menggarap album untuk Ruth Sahanaya, Raisa, (alm) Mike Mohede dan lain-lain.
Ketika ditanya, jika album “Kesatu” muncul dalam format live show, akan seperti apa konsep panggungnya?