Film Pesantren : Melihat Pesantren Lebih Dekat, Melihat Islam dari Sudut Perempuan

- Advertisement -

Akhirnya, Film Dokumenter Pesantren karya sutradara Shalahuddin Siregar akan masuk di bioskop Indonesia mulai 4 Agustus 2022. Lola Amaria mengabarkan berita ini lewat press conference sekaligus press screening film Pesantren di Epicentrum, 1 Agustus 2022

Film Pesantren dibuat pada 2015 sebagai film documenter, “Maka tayangnya terbatas di 30 bioskop, Termasuk 10 layar di Jakarta, mulai 4 Agustu 2022,” kata Lola Amaria yang bertindak sebagai pengendar film dibawah Lola Amaria Production.

Lola punya alasannya kuat kenapa mau mendistribusikan film documenter yang dibuat pada 2015 secara komersial. Salah satunya karena Indonesia negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki 25 ribu pesantren.

- Advertisement -

“Dan selama ini, pesantren terkesan tertutup, dan banyak stigma negatif yang dilekatkan padanya, salah satunya pesantren menjadi sarang teroris. “ Padahal sebenarnya apa yang kita tahu tentang institusi pendidikan tertua di Indonesia ini?” katanya.

Lola menyebut isu yang termuat dalam film Pesantren sangat penting untuk Indonesia saat ini. Karena itulah, ia mendistribusikan film ini di jaringan bioskop komersil.

Menangkap Kehidupan Wajar

- Advertisement -

Film Pesantren adalah sebuah kisah mencari tahu tentang bagaimana kehidupan para santri di pesantren melalui kisah dua santri dan guru muda di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy, sebuah pesantren terbesar dengan 2.000 santri di Cirebon, Jawa Barat.

Pondok pesantren tradisional seperti layaknya pesantren umumnya, namun ia istimewa karena dipimpin oleh seorang perempuan. Nyai Masriyah Amva. Diketahui, Nyai Masriyah merupakan salah seorang A’wan (Dewan Pakar) PBNU.

Pesantren Kebon Jambu yang terletak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat itu menampung lebih dari 2000 santri muda berumur antara 12-22 tahun.

Lola Amaria Production menganggap pesantren tradisional seperti Pondok Kebon Jambu merupakan salah satu benteng pertahanan masa depan untuk menangkal ancaman intoleransi di Indonesia.

Proses produksi Film ini awalnya, dilakukan riset dimulai tahun 2015 dan 2016. Pada 2015, Lola Amaria Production mendapatkan dana pengembangan sebesar $1500 dari Indonesian Documentary (InDocs) dan Steps International.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -