Film Eksil : Saat Lola Amaria Membuka Sejarah Gelap Orang-Orang Terasing

- Advertisement -
- Advertisement -

Film dokumenter karya sutradara Lola Amaria berjudul Eksil akan tayang di bioskop mulai Kamis (1/2/2024). Ini adalah film dokumenter yang bagus dan sangat berani, dan patut ditonton ke bioskop oelh semua generasi.

Sejumlah bioskop  telah ditentukan untuk menayangkan film Eksil, di antaranya, Plaza Senayan XXI Jakarta, AEON Mall BSD City XXI Tangerang, Mega Bekasi XXI, TSM XXI Bandung, Ciputra World XXI Surabaya, Ringroad Citywalks XXI Medan, Empire XXI, Cinepolis Plaza Semanggi, Mall Lippo Cikarang serta Flix Ashta SCBD hingga CGV Aeon Mall Jakarta Grand Cakung (JGC) dan CGV JWalk Jogja.

Film Wajib Tonton

Film Eksil mencoba memaparkan  kembali  sejarah kelam Indonesia pada masa huru hara politik Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) 1965.

- Advertisement -

Film ini berisi kisah orang-orang yang terdampar di negeri orang,  dan tak bisa kembali karena persoalan politik dan mereka  dicap sebagai orang PKI.

“Kami merekam pengalaman  hidup mereka dari sudut pandang mereka sebagai korban atau orang-orang Indonesia yang tak diakui negara, hingga akhirnya terdampar di negeri orang, di antaranyadi  Rusia, Belanda, Ceko, Swedia dan lainnya, “ujar Lola dalam press conference di XXI  Metropole, Jakarta Pusat, Senin  (29/1/2024).

Riset Dalam Diam

Untuk penggarap film ini, Lola Amaria  bersama timnya melakukan riset sejak 2010 termasuk mencari data keberadaan para Eksil. 

- Advertisement -
Menyalin

Lalu menggarap langsung sejak tahun 2015. Selama tiga bulan berada di Eropa dengan berbagai negara yang dikunjungi Lola dan timnya untuk bertemu langsung dan berbincang dengan para Eksil.

“Sepanjang  kami bekerja untuk pengumpulan data, kami tak bisa menceritakan  tentang ini kepada orang lain. Jadi sifatnya  benar-benar  silent. Kalau kami melakukan peliputan di luar negeri,  kami bilangnya jalan-jalan dan kuliner.“

Lola mengaku mendapatkan kendala dalam proses pembuatan film ini. Selain masalah dana tentunya, masalah narasumber yang cukup sulit untuk ditemui dan mau membagi cerita  pahit dalam kehidupan mereka.

Lola pun bercerita, “Para nara sumber  sangat waspada sekali terhadap niat kita. Mereka mengira kita intel atau mata-mata, sehingga mereka terkesan sangat menjaga jarak. Dan ini butuh proses untuk meyakinkan,” tambah Lola.

Dalam kesempatan yang sama Sari Mochtar atau akrab dipanggil Ai selaku line produser, menyebut  bahwa untuk berinteraksi dengan 10 narasumber tidak gampang, dibutuhkan trik dan kesabaran sehingga mereka percaya.

“Untuk membuat mereka percaya  kepada niat kami untuk memfimkan mereka, nggak gampang, kecurigaan itu ada.  Bahkan ketika kita mengambil video,  mereka juga mengambil video tentang kita. Jadi untuk mensiasati kita harus membantu masak atau cuci piring agar kecurigaan itu menjadi cair.Dari situ baru mereka percaya sama kita dan bisa diwawancarai secara terbuka. ” terang Ai.

Film Membuka Tabir Gelap

Eksil adalah film dokumenter perdana Lola.  “Di film ini  saya menggunakan gaya bertutur, sehingga akan lebih mudah untuk dicerna terutama oleh generasi milenial dan generasi Z, ” Ungkap Lola. 

‘Kedua generasi ini sudah sangat berjarak dengan sejarah masa lalu, apalagi dengan disrupsi informasi yang masif sekarang ini. Kepada merekalah anak-anak muda, termasuk orangtua film ini sesungguhnya kita berikan. Agar lebih tahu dengan keadaan yang sebenarnya yang dialami para Eksil,” kata Lola Amaria. 

Menurut Lola Amaria, film Eksil tak bermaksud mengangkat peristiwa G30S/PKI  atau politiknya, tetapi lebih dari sisi kemanusiannya dengan melihat dan mendengar langsung apa yang dialami para Eksil selama menetap di negeri orang akibat terusir dari negeri sendiri. Termasuk kerinduan dan kecintaan mereka terhadap Tanah Air. 

“Film ini bukan untuk yang mengerti soal peristiwa 1965. Tapi ini untuk generasi saya dan generasi di bawah saya yang tiap tahun dicekoki film G30S/PKI. Mereka kayaknya harus tahu dari sisi sebelahnya dan ini yang bicara orangnya langsung, yang mereka yang berda di luar negeri sebelum peristiwa PKI nggak boleh pulang. Mereka punya cerita yang jujur tentang itu,” jelas Lola.

Kesepuluh narasumber Eksil yang berhasil diwawancarai mengaku tetap Cinta Indonesia, Bahkan tetap rindu pulang ke kampung halaman, meskipun beberapa dari mereka sudah beranak pinak di sana dan terpaksa berganti kewarganegaraan.

Perjuangan Lola dan kawan-kawan  dengan sulitnya pengggrapan film ini seakan terbayar ketika film Eksil mendapat penghargaan film dokumenter terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2023. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dudut Suhendra Putra 

film eksil 05 dsp
film eksil 05 dsp
film eksil 03 dsp
film eksil 03 dsp
film eksil 02 dsp
film eksil 02 dsp
- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -