“Oleh karena itu saya berterima kasih kepada tim Mbak Puan Maharani yang bisa hadir di Kecamatan Cisaat,” katanya. “Semoga kegiatan ini bisa mendatangkan banyak manfaat bagi warga.”
Apa yang disampaikan Heni diakui juga oleh Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Cisaat, Lia Lidiawati. Lia mengatakan penyebab tingginya angka stunting di Kecamatan Cisaat karena warga yang memiliki balita malas datang ke posyandu-posyandu setempat. Ini menyebabkan mereka kurang memahami pola asuh yang baik bagi anak-anak mereka.
“Kami dari kecamatan hampir tiap hari mendatangi posyandu-posyandu untuk menggerakkan warga dan ibu-ibu PKK,” katanya.
Lia menyampaikan apresiasi kepada HaloPuan yang telah ikut membantu pemerintah Kecamatan Cisaat dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana pola asuh dan pola makan yang baik kepada warga. “Ini kegiatan edukasi yang bagus sekali, apalagi ada tambahan inovasi mengenai pemanfaatan daun kelor.”
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Komandan Rayon Militer Cisaat, Kapten CBA Edi Rosana, juga menyampaikan apresiasinya kepada tim HaloPuan. Bersama pimpinan wilayah yang lain di Cisaat, menurutnya, TNI ikut berpartisipasi dalam membantu penyuluhan penurunan stunting.
“Pokoknya, untuk mencegah stunting, pasti TNI bantu,” ujarnya.
Warga peserta kegiatan mengatakan kegiatan HaloPuan memberi banyak informasi yang inspiratif. Maya, seorang mahasiswi, mengaku baru tahu bahwa stunting bisa dicegah sejak dini, yakni sejak dirinya masih menjadi calon ibu dengan cara memperhatikan asupan makanan.
“Saya juga baru tahu bahwa daun kelor ternyata memiliki banyak manfaat,” katanya. “Semoga kegiatan seperti ini tetap berlanjut.”
Demikian pula yang disampaikan Siti Nuraini, ibu dari balita bernama Fawaz Ahsan (2 tahun). “Karena mengikuti kegiatan ini, saja jadi ingin lebih memperhatikan pola makan anak saya, dan ingin memanfaatkan bubuk daun kelor dengan mencampurkannya ke makanan sehari-hari Fawaz karena kandungan gizinya banyak, seperti Vitamin A, B, dan C.”