Selain itu, Poppy menambahkan tim relawan Puan Maharani datang ke tengah-tengah masyarakat dengan membawa gagasan memanfaatkan daun kelor sebagai asupan super alternatif dalam mengatasi stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak itu. Menurutnya, daun kelor memiliki keistimewaan jika dibandingkan sumber pangan lain karena kaya akan mikronutrisi, yakni puluhan jenis vitamin dan mineral, yang sangat dibutuhkan kaum ibu di masa kehamilan dan menyusui serta anak di bawah tiga tahun.
“Daun kelor telah terbukti mampu mengatasi malnutrisi di sejumlah negara, sehingga FAO (Badan Pangan Dunia) menyarankan konsumsinya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata Poppy. “Di Indonesia, yakni di Flores Timur, pemanfaatan daun kelor juga telah mampu menurunkan angka stunting hingga separuhnya.”
Kegiatan HaloPuan di Cisaat juga dihadiri oleh Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sukabumi, yakni Ribka Tjiptaning. Ribka, yang juga seorang dokter, mengatakan kegiatan HaloPuan sangat sesuai dengan visi PDI Perjuangan.
“Ibu Megawati (Ketua Umum PDI Perjuangan) itu yang paling ngotot untuk menurunkan angka stunting,” kata Ribka di hadapan awak media. “Kita ingin 2024 turun hingga 10 persen tapi (penurunannya) lambat, sehingga perlu terus dilakukan sosialisasi dan penyuluhan bukan hanya kepada warga umum, tapi juga kelompok atas seperti yang dilakukan Ibu Mega kepada istri-istri jenderal.”
Ribka melihat masyarakat masih menganggap biasa aktivitas posyandu, seperti menimbang bayi. Padahal, jika berat bayi kurang atau tidak sesuai usianya, itu merupakan peringatan.
“Jadi kegiatan HaloPuan juga sangat membantu program pemerintah karena daun kelor yang sudah dijadikan tepung itu bisa untuk (mengatasi) stunting,” kata Ribka.
Bendahara Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Heni Mulyani—yang mewakili para kepala desa—menyampaikan rasa syukurnya karena tim HaloPuan bisa sampai ke Cisaat. Heni melihat tingginya angka stunting di Cisaat, yang lokasinya hanya sekita 5 kilometer dari Kota Sukabumi, dikarenakan tingkat kepedulian warga untuk membawa anak-anaknya ke posyandu masih kurang meskipun para kepala desa sudah bekerja keras mengimbau mereka.