Gerakan Melawan Stunting yang dilaksanakan HaloPuan kali ini memasuki kota Sukabumi, dengan menggandeng DPC PDI Perjuangan Kota Sukabumi.
Kegiatan yang bertujuan mensosialisasikan dampak buruk stunting dalam 1000 hari pertama kehidupan anak-anak ini, digelar di halaman kantor DPC PDI Perjuangan Kota Sukabumi, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Tampak hadir Lurah Baros Budi Ruswandi, Seketaris DPC PDI P Pejuangan Sukabumi, Gagan Rachman Suparman juga Anggota Persatuan Ahli Gizi Sukabumi di tengah sekitar 100 warga masyarakat, yang terdiri dari Ibu-ibu hamil dan Ibu ibu yang membawa balita). Mereka anthusias mendengarkan panitia dan mendapat goody bag berisi paket sembako juga bubuk daun kelor.
Saat memberi sambutan Poppy Astari, relawan HaloPuan menyebut angka prevalensi stunting di Kota Sukabumi turun dari 15,6 persen pada 2019 menjadi 7,3 persen pada 2020.
“Meskipun demikian, kita tetap membutuhkan kewaspadaan karena pandemi Covid-19 bisa saja menaikkan kembali prevalensi,” ujar Poppy Astari, relawan HaloPuan.
Poppy menambahkan, “HaloPuan membawa gagasan baru berupa pemberian bubuk kelor sebagai asupan makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil,” kata Poppy.
Dari berbagai riset ditemukan bahwa Kelor atau moringa oleifera telah ditetapkan WHO sebagai makanan super karena kaya dengan mikronutrisi, seperti berbagai vitamin dan serat selain juga mengandung protein yang tinggi. WHO telah memanfaatkan bubuk kelor untuk memerangi kelaparan dan malnutrisi di Afrika.
“HaloPuan telah membuktikan bubuk kelor mampu meningkatkan massa tubuh balita,” kata Poppy seraya menyitir hasil monitoring HaloPuan di Desa Sukajaya, Kabupaten Garut, di mana berat badan balita naik hingga 1 ons setelah sepekan mengonsumsi bubuk kelor yang diberikan dari HaloPuan.
Bubuk kelor bisa menjadi asupan alternatif bagi balita dan ibu hamil, apalagi kelor mudah didapatkan di Indonesia. Kader-kader PKK dan posyandu bisa menyajikan bubuk kelor dalam berbagai menu, seperti bubur, bolu, ataupun diminum sebagai teh.