Tari Merak yang diciptakan Raden Tjetje Soemantri tahun 1955, kemudian digubah Irawati Durban pada tahun 1965, sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Ristek, sebagai Warisan Tak Benda. “Kami ingin memberi kesempatan Tari Merak bisa mendapat anugerah yang sama ke tingkat UNESCO,” ungkap Mira.
Ide Cerdas & Langka
Marzuki Hasan menyebut ide Mira Arismunandar mempertemukannya bersepanggung dengan Irawati sebagai sebuah ide langka dan cerdas.
“Dalam kolaborasi itu, saya akan melantukan lagu dalam bahasa Aceh, sementara Ibu Irawati meresponsnya lewat gerak tari Jawa Barat!” kata Marzuki.”
Irawati sendiri mengaku, kolaborasi semacam ini baru pertama kali dilakukan dengan Marzuki Hasan yang dikenalnya sejak tahun 1991.
“Saya sambut ide itu, apalagi kegiatan ini dalam kerangka lebih mendekatkan tari Merak di kalangan milinial, sekaligus sebagai peringatan HUT GCN yang sudah 18 tahun!”ujar Irawati di balik panggung.
Kepala Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Puspla Dirdjaya dalam kata sambutannya mengapresiasi acara “Indonesia, Beautiful”.
“Kegiatan pelestarian kebudayaan nusantara, apalagi budaya lokal Betawi seperti yang disiapkan GCN sore ini, sangat kami dukung. Sesungguhnya, kegiatan berkesenian tidak hanya digerakan pemerintah, perlu keikutsertaan elemen masyarakat, khususnya pelaku seni budaya atau sanggar-sangar seperti GCN ini. Kami tunggu kegiatan GCN yang lain!” ungkap Puspla Dirdjaya memberi semangat. XPOSEINDONESIA Foto : Muhamad Ihsan