Program ini bertujuan untuk menggali, memanfaatkan, menumbuhkembangkan, mengelola, dan mengkonservasi kreativitas para pelaku ekonomi kreatif dalam mendorong pemanfaatan teknologi, seni, dan budaya untuk mengembangkan potensi subsektor ekonomi kreatif yang menjadi unggulan di Kabupaten/Kota.
Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, mengatakan, pelaku ekonomi kreatif harus lebih aktif dan dapat mengusulkan subsektor unggulan.
“Tahapan kegiatan dilakukan dimulai dari pemetaan dan pengusulan subsektor ekraf unggulan melalui kegiatan dengan Uji Petik terhadap 4 (empat) unsur/elemen Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PKM3I). Workshop KaTa Kreatif ini menjadi bagian dari pemetaan tersebut,” kata Hariyanto.
Hingga saat ini telah ditetapkan 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia tahun 2019, yaitu Kota Palembang, Kota Malang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Majalengka, Kota, Balikpapan, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Rembang.
Sesuai dengan RPJMN, hingga tahun 2024 Kemenparekraf/Baparekraf ditargetkan dapat mengembangan sebanyak 20 (dua puluh) Kabupaten/Kota Kreatif.
“Kemenparekraf/Baparekraf terus berkomitmen memberikan dukungan serta fasilitas pengembangan pariwisata bagi daerah. Kami dukung pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui berbagai kegiatan,” ujar Hariyanto.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Staf Khusus Menparekraf Bidang Akuntabilitas, Pengawasan dan Reformasi Birokrasi Kemenparekraf/Baparekraf, Irjen Pol. Krisnandi; Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana; Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Yusron Hadi; serta Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi. XPOSEINDONESIA Foto : Biro Komuikasi Publik Kemenparekraf