Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Zulkifli Harahap, menambahkan setelah MoU, Kemenparekraf bersama Samuel Sekuritas melakukan klasifikasi jenis usaha. Dimana pemetaan emiten ini dilakukan pada seluruh 13 bidang usaha pariwisata dan 17 subsektor ekonomi kreatif.
“Terdapat 33 emiten yang sudah diklasifikasi sehingga selanjutnya kita susun penyusunan indeks, agar emiten yang telah dipetakan, diklasifikasi sesuai dengan jenisnya. Terakhir finalisasi. Untuk itu kami terus mendorong dan mendukung agar sektor Parekraf dapat berkibar di Bursa Efek Indonesia,” kata Zulkifli.
Senior Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Fitrah Faisal Hastiadi, mengungkapkan apabila melihat secara siklus, biasanya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masuk ke dalam kategori emiten yang sifatnya cyclical. Artinya sektor ini yang mampu untuk kemudian berselancar dengan potensi pertumbuhan ekonomi.
“Kita akan melihat kecenderungan ekonomi akan lebih baik atau lebih buruk di tiap tahunnya berdasarkan kinerja salah satunya dari emiten yang berada di zona cyclical,” kata Fitrah.
Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini memasukkan kategori baru yang disebut IDX Cyclical 30. Dimana kategori ini adalah indeks-indeks yang secara cyclical sangat tinggi dan menjadi patrol untuk emiten-emiten lainnya. Salah satunya yang masuk ke dalam kategori tersebut adalah subsektor film.
“Sangat strategis sekali ketika Kemenparekraf melihat kinerja ekonomi, salah satunya dari kinerja emiten. Dan kalau kita melihat secara behavior, memang sektor ini adalah sektor yang mampu membantu pertumbuhan ekonomi ke depan. Dia tidak hanya menjadi leading indicator, tapi dia juga menjadi sumber pertumbuhan dan bahkan menjadi sektor yang bisa meng_off-set_ ketika ekonomi sedang turun,” jelas Fitrah.
Turut hadir secara luring Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Zulkifli Harahap. XPOSEINDONESIA Foto : Birkom Kemenparekraf