Musisi Slank yang keluar atu adalah Indra Qadarsih ( keyboardist ), Pay ( gitaris ) dan Bongky ( bassist ). Tahun 1997 dalam tur Jawa Bali, Slank membuktikan bahwa, mereka adalah band dengan jumlah fans loyal yang sulit ditandingi, yakni Slankers yang fanatik. Slank juga membuktikan, diujung tahun 2013 Slank memiliki 3 event yang booming : merilis album gres, film bioskop keduanya beredar dan Desember 2013, menandai ultahnya ke 30, Slank menggelar Konser Slank Nggak Ada Matinya di Stadion Utama Senayan yang dihadiri lebih 30.000 Slankers dan 2 Menteri (Menteri Perdagangan Gita Wiryawan dan Menteri Pemuda dan Olah Raga Roy Suryo) serta Gubernur DKI Jokowi.
Kekuatan indie Slank akhirnya memberi inspirasi bagi banyak artis lain, untuk memilih independent tak mau diatur label rekaman, mereka adalah para kampiun GIGI – membuat rekaman di Abbey Road Studio London -, Iwan Fals ( punya Oi, Januari 2014 akan membuat Konser Tunggal di Medan ), Glenn Fredly, /rif,……
Artis indie lain yang kondang namanya adalah White Shoes and the Couples Company, Efek Rumah Kaca, Koil, Tengkorak, Betrayer, Mocca, Endank Soekamti, Shaggy Dog, dan sangat banyak lainnya. Sebagai pemilik spirit kebebasan, genre music indie juga sangat beragam.
Anda boleh menikmati musik indie anak muda yang memakai software gamelan Bali, Sunda, suling Padang pada grup Parisude yang didukung Lembaga Pendidikan Musik Purwa Caraka. Bisa menikmati lagu dengan vocal eksploratif dan imajinatif dari Ubiet yang berkolaborasi dengan Dian HP, juga yang agak jazzy seperti Mocca, atau ‘pop masalalu’ dan elektronika, atau rock yang cukup kencang macam Koil.
Duo Endah Rhesa juga bentuk kekuatan komunitas indie. Di Indonesia, label rekaman yang menaungi indie antaralain D’Majors, Catz Records, Platinum, Roltrevore Records, dulu juga ( pernah ) populer nama Aksara…..
Para Pejuang Perempuan
Setidaknya ada dua nama perempuan musisi dan penyanyi Indonesia yang layak disebut pejuang tangguh, kerena keyakinannya menaklukkan dunia dan berani melangkah jauh, melabihi bayangan orang banyak. Walapun keduanya berbeda era, yakni Anggun Sasmi berangkat ke Eropa dan langsung ditangani manajemen asing, menetap di Italia, dan berkarier internasional, tanpa memakai bantuan teknoligi ( jaman Anggun belum ada internet, FB, twitter, youtube dan lain lain ), tapi spirit Anggun adaklah spirit spartan. Di Eropa ia belajar menulis lagu sendiri, dan tampil dalam figur Timur yang berkarakter, dan Anggun berhasil.