Kadri lalu mengontak Lilo KLa buat menjadi co producer buat mengawal rekaman lagu milik sejumlah grup prog rock Indonesia generasi baru, seperti Imanissimo, In Memoriam, The Miracle, Van Java, Vantasma dan Atmosfera. “Saya nggak mengubah karakter band-band muda yang sudah tangguh itu, hanya mengawal rekamannya saja, “ kata Lilo merendah.
Band lain yang terlibat adalah Cockpit, band jaman baheula yang selalu asyik membawakan lagu-lagu Genesis, juga diburu pula vokalis Andi/rif, Marcell, dan penyanyi bersuara ajib…Ubiet van Krakatau.
Menarik dicatat adalah, semua nama diatas nyaris semuanya datang dari komunitas independen, alias musisi dan penyanyi indie – termasuk Andi/rif, yang kabarnya kontrak band /rif dengan Sony Music hanya tersisa satu album.
Dengan begitu, kebebesan berekspresinya pun, maha luas. Bens menyebut, gerakan rekaman prog rock Indonesia Maharddhika ini mirip sekali dengan lahirnya album Suara Persaudaraan yang diluncurkan pada 1986 melalui label ‘Aquarius Musikindo’. Spiritnya indie, bebas merdeka dalam berkarya dan melakukan ekploraasi musik.
Jumat 20 Desember siang, Kadri Mohamad didampingi Keenan Nasution, Tiro Sanchabakhtiar, fotografer Djajusman Erlangga dan Bens Leo dari XposeIndonesia, melakukan ‘kulo-nuwun’ pada Guruh Sukarno Putra, di rumah anak bungsu Proklamator Soekarno di Jl. Sriwijaya Raya, Kebayoran Baru.
Kadri bermaksud ‘nodong ijin merekam dan membuat aransemen ulang serta meminjam nama Indonesia Maharddhika’ pada Guruh sebagai pencipta lagu bersama Roni Harahap. Tak lupa, Kadri juga membawa kontrak kerjasama, dengan nilai kontrak relam ulang yang sangat memadai.
“Saya sudah dengar cerita rekaman ini dari Keenan, saya tahu Keenan yang mengawal dari awal rekaman, saya percaya hasilnya pasti baik,“ kata Guruh.
Lalu, lagu ‘Indonesia Maharddhika’ aransemen ulang Iwan Hasan, diputar untuk didengar Guruh, “Bagus, beda dengan aransemen kita dulu ya Keenan. Dulu waktu kami bikin Guruh Gipsy, sudah dianggap gila, sekarang ada aransemen seperti ini,“ lanjut Guruh, yang juga memuji ide memasukkan suara Keenan ‘nembang Bali’ diiringi Gamelan Bali pimpinan Kompyang Raka, dan ada suara unik Ubiet, diluar gaya nge-rock Jimmo dan Kadri.