Gue pengen, Januari Aquarius akan sale besar besaran, ngabisin stock…..nyenengin orang. Gue akan sewain toko bersejarah itu,” kata Ook dengan suara parau.
Serius? ‘Sale-nya serius, tapi lanjutan bisnisnya pengen diskusi dengan banyak orang dulu. Lue mesti ikutan mikirin, “ kata Ook sembari melepas tawa.
Bisa dimengerti jika Bens diajak mikirin Aquarius Mahakam, karena bersama Theodore KS dan Denny Sakrie, Bens diminta me-rewrite sebuah cerita panjang tentang ‘Sejarah Bisnis Musik Indonesia’ tulisan Ook yang panjang, menjadi sebuah buku sejarah industri musik Indonesia yang layak dan perlu dibaca.
Buku itu sejatinya akan diterbitkan bareng dengan ultah ke 45 Aquarius Musikindo, tapi hingga kini, belum jadi terbit, meski sudah ulang tahun kedua sejak awal penulisannya.
Suatu hari, XposeIndonesia berjumpa dengan staf kerja Aquarius di Pondok Indah Mall, Jakarta. Dari rekan ini didapat kabar, Ook lagi berpikir keras Januari 2014 akan membuka karaoke keluarga. Banyak orang yang menyayangkan jika Aquarius Mahakam disewakan, tapi berubah fungsi yang lepas dari image musik.
“Taste Pak Ook terlanjur kuat sebagai produser dan penggiat seni dengan taste yang berkelas, maka yang kami usulkan, buka saja karaoke keluarga tapi dengan rumah karaoke yang berkelas kaya di Singapore atau kota besar lainnya. Ada café, mungkin juga ada live music-nya, “ kata teman tadi.
Beda Dengan ‘Toko Musik’ lain
Ada yang bilang, Aquarius Mahakam tutup berarti musik Indonesia kiamat. Statement ini memang terdengar ekstrem, datangnya dari Bens Leo. Pada Yuri Rahadian dari Xpose Indonesia, petugas store Aquarius Mahakam memang mengatakan, “Mas Bens tahu persis sejarah berdirinya toko ini, dan sepak terjang Pak Ook sebagai pemilik Aquarius Musikindo, “.
Dua tahun lalu, Ook menyatakan, ‘Satu-satunya toko gue yang nggak akan tutup adalah Aquarius Mahakam, karena itu bersejarah.” Pernyataan ini datang 2 tahun lalu, tatkala Ook mulai menulis lembar pertama buku bisnis musiknya.