Pentas ini juga memperagakan kepiawaian personil Nitatadi dalam menaklukan lagu keroncong. Sebut satu contoh Bandar Jakarta.
Pentas berdurasi dua jam lebih itu, sekaligus membuktikan kota Bandung memang pusat pencetak penyanyi hits era 90-an.
Karena dimunculkan pula Trio Rida Sita Dewi menyanyikan hits mereka antara lain Satu Bintang, Kusadari dan Antara Kita, p-lus mengundang Andre Hehanusa di barisan penonton, yang menjadi mentor dan senior RSD naik ke atas panggung untuk menyanyi bersama.
Ada beberapa bagian pada panggung ini memperlihatkan show yang biasa, namun memukau.
Satu yang penting dicatat adalah dimunculkannnya musisi Dian HP dengan grand piano, sekaligus menantang keempat personil Nitatadi untuk ujuk kebolehan beradu vocal. Dan mereka lulus!
Lepas dari semua itu, sesungguhnya pentas ini bisa disebut dibuat sangat berani alias nekat. Bagaimana tidak?
Dari panggung Hedi Yunus menjelaskan Nitatadi baru terbetuk di tengah masa Pandemi, dan hanya punya satu single yang sudah edar berjudul “Kawan” di bawah Gerenimo Records, ditambah satu lagu lagi Dunia Cinta yang dirilis bersamaan dengan konser.
“Kami memang belum punya album. Banyak orang nanya lha kok mau konser? Mau bawain lagu apa? Ya! Kami akan nyanyi lagu hits masing-masing, tapi semua dibawakan secara berempat!” kata Hedi.
Dengan kostum chic, dengan iringan musik Geronimo Big Band yang apik, koreografi yang enak dilihat, rundown acara yang cermat, di tengah siraman lighting dan soud system yang prima, pentas ini berhasil memperlihatkan pertunjukan musik yang memukau.
Selamat untuk “kenekatan” Ari Kusuma, sebagai Executive Produser dalam menggelar pentas ini. Meski baru punya satu single, Nitatadi bisa mengumpulkan ratusan penonton.
Dan selamat juga untuk solidaritas musisi dan penyanyi yang hadir, seperti Armand Maulana, Dewi Gita, Agus Wisman, Yana Yulio, Yuni Shara, Melly Goeslaw, Shelomita, Aming dan lain-lain.