Indikator Trie Utami ‘bandel pada vokal’ itu terlihat pada menaklukkan lagu dengan tingkat kesulitan tinggi di hampir pada komposisi karya Krakatau, baik untuk notasi yang ‘progresi chord-nya tak terduga’, sampai kebiasaan Krakatau membuat lagu dengan interval dan perpindahan nada yang menanjak naik. Teknik micking Trie Utami sangat baik, pitch control-nya jago. Dengar dan tontonlah dia tampil lewat lagu pembuka ‘Kembali Satu ‘ – lagu reuni – lalu simak juga pada lagu ‘Dirimu Kasih’, ‘Cita Pasti, ‘Sayap Sayap Beku’ atau empat superhit-nya yang selalu ada pada song list Krakatau : ‘La Samba Primadona’, ‘Kau Datang’, ‘Sekitar Kita’ dan ‘Gemilang’. Krakatau Reunion memang dahsyat. Sejatinya saya telah menikmati masa karantina latihannya di studio rekaman dan latihan sang Produser, Donny ‘DSS’ Hardono di kawasan Kebayoran Lama. Donny Hardono, malam itu menyelamatkan Asean Jazz Festival 2014 – khususnya di panggung Wonderful Indonesia berperan sebagai sound engineer.
Krakatau Reunion juga menjadi istimewa, tatkala Gilang Ramadhan yang kidal, dibiarkan teman temannya bermain solo mendekati tempo 12 menit, “Saya agak takut mukul kenceng tomtomnya, takut jebol kulitnya, “ canda Gilang yang malam itu memang tidak membawa set drumnya sendiri.
Hampir di akhir perform Krakatau, Dwiki Dharmawan selaku Direktur Artistik – maju ke tengah panggung, mewakili Wamen Sapta Nirwandar, Dwiki menjelasklan pentingnya Asean Jazz Festival menjadi event yang mandiri secara organisasi dan pendanaan, “Untuk itu, kami ajak penontion tahun depan menyaksikan Asean Jazz Festival dengan membayar, ikut mensubsidi, menjadi donaturnya……..” Dan penonton – yang sebagian diantaranya datang dari Singapura dan Malaysia menyatakan setuju, sepanjang ada perbaikan fasilitas venue, toilet umum, booth makan minum yang murah meriah, atau booth arena permainan yang menghibur…..Xpose Indonesia / Bens Leo Foto : Wisnu Haryo Yudhanto