“Sebelum ada Mahalini, Lyodra, di panggung musik Indonesia ada kami,” kata Mayangsari di sela-sela menyanyi.
Pernyataan kuat ini mengandung kebenaran yang tak bisa ditepis. Kekuatan penyanyi tahun 1990 ada pada kemampuan teknik vokal prima mereka. Di mana di tengah suara yang baik dan merdu, terlihat jelas olah pernafasan artikulasi, intonasi, phrasering dan ekspresi yang baik dan tepat. Dan Mayangsari, Ronnie Sianturi, Ita Purnamasari juga Atiek CB sangat piawai memperlihatkan semua itu.
Menariknya lagi nuansa nostalgia yang dibayangkan sejak awal, bisa terwujud mulus dan sempurna di atas panggung yang ditata penuh kebaruan. Konsep acara yang mewajibkan masing-masing penyanyi membawakan lagu hits pada masanya, memancing seluruh penonton ikutan bersenandung bersama.
Harus dipuji, pentas ini bukan sekadar sebuah pertunjukan lagu-lagu nostalgia. Karena ada kejutan istimewa, di mana Mayangsari muncul berduet dengan sang puteri Khirani Triatmodjo pada lagu “Bila Rasaku Ini Rasamu” (song by Kerispatih).
Tambahan lagi, nuansa nostalgia terwujud dengan penuh kebaruan. Pada layar videotron yang kadang berisi teks lirik lagu, ditampilkan gambar bergerak tanpa suara yang terkesan avant-garde.
Mayangsari dan KSH Entertaiment menghadirkan nuansa nostalgia, bukan sekedar sebuah pertemuan reuni dan kangen-kangenan. Pentas dengan iringan Secherazade Band dengan DJ Ninopoly ini menunjukkan bahwa generasi penyanyi 1990-an tetap punya kualitas, terus bisa eksis dan aktif karya cemerlang.
Gallery