Ciri kuat Symphony juga terlihat pada konsep lirik yang bertutur Panjang dengan tema yang tidak umum. Seperti tema kehidupan malam kaum jet set, percintaan orang dewasa yang rasanya tabu dibicarakan dalam lagu di ersa 80-a itu.
Namun tema “unik dan aneh” untuk lirik lagu di jaman itu , bisa terdengar indah dan tetap aktual didengar hingga hari ini.
Fariz mengaku, ide penulisan tematik lirik macam itu datang dari Jimmy Pais, “dan hebatnya sahabat gue ini, ia sangat peka dalam menangkap persoalan hidup kita. Apa saja bisa ditulis jadi lagu. Bahkan pertemuan dan interaksi dengan fans, atau malam malam makan nasi goreng di Menteng, juga melihat kehidupan anak anak muda ngumpul pun bisa jadi lagu,” kata Fariz.
Tema lirik ini kemudian mendapat pengolahan cord lagu yang dikerjakan oleh Gelly. “Untuk album Trapesium, gue dan Ekki cuma bertugas membentuk Rhytm. Menemukan bass dan pukulan drum.”
Setelah 38 tahun lahir di peta musik Indonesia, pernah tampil live di program “Zona80” Metro TV (2009), Dan menggelar konser di Jakarta (2016), kini Symphony akan live dalam Konser 7 Ruang,
Tony Wenas mengaku ada tantangan tersendiri dalam menjalankan konser kini.
“Membawakan lagu Symphony yang terkenal dengan lirik bertutur panjang bahkan bisa sampai 5 halaman folio itu, jadi tantangan,” ucap direktur di PT Freeport yang menjamin ‘suara’ tetap masih terdengar seperti dulu. “Yang pasti juga ciri-ciri khas musik seperti yang dibawakan Fariz akan ditampilkan secara maksimal,” jelas Tony Wenas.
Sementara itu Ekki Soekarno yang baru setahun sembuh dari sakit, mengaku masa pelatihan terasa cepat.
“Sekarang ini kondisi saya belum maksimal seperti dulu. Musik bisa terprogram. Tapi soal nafas tidak bisa diprogram haha,” kata Ekki tergelak.
Fariz RM menjamin “Konser ini akan sangat berbeda, tidak hanya membawakan lagu dan musik semata, tetapi akan ada semacam fans meeting. Pada beberapa segment, kita akan coba mengurai apa yang ada di balik lagu,” kata Fariz RM. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Koleksi IG Symphony Band