Duo folk Manjakani resmi merilis album kedua mereka yang diberi judul self-titled, menghadirkan rangkaian cerita personal tentang kehidupan setelah menikah, perjalanan sebagai orang tua, hingga berbagai dinamika yang membentuk rumah tangga mereka. Album ini menjadi karya paling jujur dari pasangan musisi Nabilla Syafani dan Muhammad Taufan Eka Prasetya (Topan), yang kini semakin matang dalam proses berkarya.
Album terbaru ini diproduseri oleh Ajung Anderson, dengan Arbian Octora, Topan, dan Nabilla sebagai co-producer. Ajung turut menangani proses mixing dan engineering, dibantu oleh Harriska Record sebagai asisten recording engineer di Hars Studio dan Rumah Manjakani, Pontianak. Proses mastering dikerjakan oleh Dimas Pradipta di Sum It! Studio bersama asisten mastering Carlo Jogi.
Dari sisi visual, sampul album merupakan karya Zailanie Fiqrie Yudhistira, yang juga mengerjakan secondary artwork. Logo Manjakani dirancang oleh Bagerich, sementara dokumentasi fotografi ditangani Galih Saputra dengan tata rias oleh Maharani.
Potret Jujur Tentang Cinta, Rumah, dan Perjalanan Hidup
Setiap lagu dalam album ini lahir dari potongan kehidupan nyata Nabilla dan Topan. Mereka menerjemahkan pengalaman sehari-hari menjadi cerita yang dekat dan emosional.
“Selamat Biru Samudra” menjadi ajakan menikah sekaligus doa agar cinta tetap kokoh melintasi pasang surut. “Yah!” menggambarkan percakapan lembut tentang jodoh hingga akhir hayat. “Angin Lalu” mengangkat perjuangan menghadapi penilaian masa lalu, sedangkan “Dunia Kecil” merayakan kebahagiaan menjadi orang tua.
Lagu seperti “Nyali” berbicara tentang keberanian memperjuangkan cinta, sementara “Berlayar” menjadi ajakan mengikhlaskan dan menemukan kedamaian. “Usah Marah-Marah Nanti Cepat Tua” mengingatkan pentingnya jeda dalam hubungan agar cinta tetap awet, dan “Sejenak” menyampaikan pesan lembut orang tua kepada anak tentang kesabaran. “Rencana” menggambarkan kegelisahan dan harapan orang tua terhadap masa depan anak. Album ditutup dengan “Berserah”, yang memotret ketenangan dalam menerima alur hidup.
Album ini menjadi refleksi perjalanan rumah tangga yang diisi dengan cinta, kesabaran, kesulitan, dan kebahagiaan kecil yang begitu berarti. Manjakani ingin mengajak pendengar untuk merayakan proses belajar dalam hubungan, memahami dan menerima satu sama lain, serta bersyukur atas setiap fase kehidupan.
Harapan dari Nabilla dan Topan
“Harapannya, album kedua ini bisa menjangkau pendengar yang lebih luas dan ramai, biar kami bisa jalan-jalan lagi bareng Nabilla,” ujar Topan. Ia menambahkan pesan yang hangat, “Tumbuhlah bersama orang yang kamu sayang, belajar setiap hari, dan temukan arti rumah yang sebenarnya.”
Nabilla pun menyampaikan harapannya, “Nikah itu bukan tentang sempurna, tapi tentang dua orang yang mau terus belajar bersama, bahkan di hari-hari paling chaos sekalipun.”
Keduanya menutup dengan pesan sederhana namun penuh makna: “Jangan takut menikah.” Karena dalam perjalanan bersama, selalu ada cinta yang bertumbuh, sabar yang diuji, dan bahagia yang muncul dari hal-hal kecil sehari-hari.
Rilis Album dan Putar Serentak
Album kedua Manjakani dirilis melalui kerja sama dengan demajors, tersedia dalam format compact disc (CD) dan digital. Pendengar sudah bisa menikmati album ini mulai 7 November 2025 di berbagai platform digital seperti Spotify, YouTube Music, TikTok Music, Apple Music, dan Langit Musik. Sementara CD dapat dibeli mulai 14 November 2025 melalui website demajors dan seluruh jaringan edar mereka.
Sebagai bagian dari perayaan rilis, akan digelar putar serentak di 109 coffee shop dan collective space yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, hingga Malaysia. Acara ini berlangsung pada pukul 20:00 WIB, 21:00 WITA, dan 09:00 PM MY.
Album self-titled ini bukan sekadar karya musik—tetapi sebuah rekaman perjalanan cinta dan kehidupan, dituturkan dengan kejujuran dan kehangatan khas Manjakani. XPOSEINDONESIA/IHSAN


