
Ini remaja dan musisi berbakat langka. Victoria Veronica Tietiesari Kosasieputri nama lengkapnya. Anda boleh memanggil gadis berwajah oriental ini dengan Vickay (VK).
Sejak kecil, puteri kedua dari pasangan Dr. Alexander Kecil Kosasie dan Ratih Soe (peragawati era 80-an) senang menyanyi. Di usia 7 tahun, Mamanya mengarahkan musikalitasnya dengan memasukannya kursus piano. Ia kemudian juga belajar vokal dan gitar sendiri.
VK kemudian menyadari musik adalah sesuatu yang sangat memikat dan terobsesi mengembangkan karir di dunia musik. “Karena musik membuat saya bahagia, mampu melepaskan stress di sekolah. Dan itulah yang saya inginkan ketika dewasa kelak… just be happy!” kata VK dalam bahasa Inggris pada xposeindonesia.com, di suatu sore sehabis sesi perkenalan album barunya pada Music Director dari Radio Jakarta dan Bogor di Foodism, Kemang Jakarta Selatan.
Ya…di usia ke 15 dan masih bersekolah di kelas 8 di Canggu International School Bali, VK sudah bisa merampungkan sebuah album bertajuk “You Dont Know Me. Album yang digarap di bawah komando produser Roedyanto Wasito (basis Emerald Band) ini berisi 9 lagu. Empat di antaranya merupakan karya VK sendiri.
Dalam album ini, VK memperlihatkan kepintarannya menyanyi memainkan keyboard/piano, juga gitar. Bukan hanya itu ia juga mendisain cover album dan marchandaise untuk kepentingan promosi album ini. “Saya memang juga gemar melukis, sketch, misalnya,” katanya lagi.
Album VK ini memuat banyak ragam genre, ada RnB, rock dan lain-lain. “Saya ingin find something that to suits me,” kata VK lagi “Album ini sengaja digarap dalam banyak genre, agar saya tahu mana lagu yang kuat dan yang lemah. Jika dapat kesempatan membuat album kedua, saya tahu apa yang mesti dilakukan!” ungkap VK.
Roedianto sang produser mengakui VK kuat ketika melagukan RnB. “Lagu yang paling cocok “What Going On” dan “Beggin”!” pujinya. Dan bukan kebetulan, dua lagu itu karya VK.
Dalam hal kreativitas menulis lagu, VK yang lahir 7 Februari itu mengaku tidak terbentur pada tempat dan waktu. Meski tinggal di Bali yang merupakan Island of Art, ia tidak merasa terjebakharus menulis karya hanya di Bali.
Menurutnya, inspirasi bisa datang di sembarang tempat dan waktu. Bisa di kamar mandi, di pesawat bahkan juga di sekolah ketika menjalani tes Matematika.
VK kemudian memberi contoh ketika ia mendapat insiprasi lagu “Bahagia Lagi”. “Saya lagi di pesawat. Saya tidak bisa nyanyi, tapi main cord saja, tapi inspirasinya jalan.” Begitu juga ketika menemukan tone lagu “What’s Going On” .
VK menyebut; “there is a funny thing saat proses penemuannya!” Saat itu saya sedang main gitar di kamar, and suddenly my Dad come. Dia tanya; ”De mau makan apa? Saya bingung, karena sedang main gitar, dan saya jawab “I dont know to want to eat”,” ujarnya sambil melagukan kalimat itu.
Kemudian sang Ayah bilang; “Wah, coba bikin lagu seperti itu. Dan saya setujui usul itu. Dari situlah terbentuk tone “What’s Going On” dengan lirik asli dibentuk dengan bait ; I dont know what to want to eat but I am so very hunggry,” VK menerangkan sambil menyanyikan lirik asli lagu itu. “Tapi untuk kepentingan album, liriknya diubah seperti sekarang!”
VK menyebut inspirasinya tidak pernah hilang, meskipun ia sedang boring. Ia menyebut ada sebuah keanehan dalam proses kreatifnya. “Kalau secara sengaja mencari-cari inspirasi, malah tidak pernah dapat. Tapi it just come. It really weird!”
Di tengah acara memperdengarkan karyanya pada Music Director Radio Jakarta dan Bogor, VK secara terbuka dikritik habis-habisan. Karya lagunya dinilai kurang matang, musiknya terlalu old school, padahal usianya masih muda. Dan suaranya dinilai wajib harus banyak dilatih lagi.
Mendapati kritik tajam itu VK mengaku tak terganggu, malah bersyukur. “I absolutely respect their opinion so much. Because mereka sudah berpengalaman dalam mendengar musik dan menyebarkan musik untuk penengar radio mereka. Jadi mereka orang penting. Saya respek dengan apa yang mereka katakan. And plan to build on it, I want to learn from those critics, like a construction critics, so I just thank for their critics.”