Berry Fun Dari Manado Bawa Rapsodi Reggae Bertajuk Brother

- Advertisement -

“Apa yang magis mengenai musik reggae, setidaknya menurut saya pribadi, adalah bagaimana musik tersebut mampu bercerita tentang hubungan spiritual antara sesama manusia, antara umat manusia dan Yang Mahakuasa, dan antara umat manusia dan alam sekitarnya,” terang Berry Fun.

“Ternyata musik reggae sangatlah ‘dalam’, dan dari situ saya semakin menggiati — dan semakin jatuh cinta kepada — musik reggae.”

Mengingat musik reggae termasuk salah satu genre musik yang paling ‘berumur’, Berry Fun sengaja menghembuskan sedikit elemen hip hop dan R&B ke dalam produksi musik lagu “Brother” — dengan harapan “Brother” bisa memikat hati para audiens musik generasi modern.

- Advertisement -

Berry Fun pun mengakui bahwa cinta pertamanya di dunia musik adalah karya-karya yang berasal dari skena musik hip hop dan R&B.

“Saya pun meracik produksi reggae fusion seperti ini dengan tujuan untuk memperkenalkan cita rasa musik reggae yang sepenuhnya khas seorang Berry Fun,”lanjut sang musisi. “Terlepas demikian, karakter saya dalam bermusik tidaklah sebatas aransemen dan produksi musik.”

Berry Fun semakin memperkenalkan estetika musiknya yang khas tersebut lewat mini album perdananya yang bertajuk H.O.M.E, yang dirilis bersamaan dengan lagu “Brother”. Sebagai contoh, lagu pembuka mini album yang bertajuk “Having Fun” bercerita tentang keteduhan hati Berry Fun ketika berhadapan dengan kritik dan sindir dunia: “Ku takut kau tak bahagia lihat aku tertawa / Sorry bro, I just wanna having fun / Aku dan kehidupanku, beginilah adanya / Maunya yang selow selow aja”

- Advertisement -

“Di zaman modern ini, banyak sekali manusia di luar sana yang rela mengeluarkan banyak energi dan tenaga untuk menciptakan kebencian. Padahal, orang yang mereka benci tersebut sedang sibuk menikmati kehidupan mereka. Mungkin perspektif hidup saya ini turut dipengaruhi oleh masa kecil saya dan kehidupan saya di Manado. Di keluarga saya, saya terkenal sebagai anak yang paling santai menghadapi segala sesuatu. Selain itu, keluarga selalu memberikan saya kebebasan untuk berekspresi. Nah, begitu saya pindah ke Manado, saya belajar bahwa ternyata orang Manado itu lebih chill lagi daripada saya. Dan mereka suka makan-makan besar!”

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -