Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, menjelaskan mengapa Puan Maharani fokus kepada penanggulangan stunting di Jawa Barat. Ini karena angka kejadian stunting di provinsi ini termasuk tinggi, yakni 24,5 persen atau lebih tinggi dari rata-rata dunia sebesar 20 persen.
“Stunting ini tidak hanya akan berdampak pada fisik tapi juga perkembangan kognisi anak, sehingga generasi masa depan bangsa nantinya tidak mampu bersaing di tingkat global,” kata Poppy.
Sementara itu, tim HaloPuan menyampaikan gagasan memanfaatkan daun kelor dalam melawan stunting. Daun kelor mudah dan murah. Tanaman kelor tahan terhadap kekeringan dan hama. Daun kelor juga sudah bisa dipanen setelah tiga bulan ditanam.
Nilai nutrisi dan gizi yang dikandung daun kelor juga sangat kaya, dan ini telah dibuktikan oleh banyak riset ilmiah.
Bubuk daun kelor misalnya setara dengan 7 kali vitamin C pada jeruk, 4 kali kalsium susu, 4 kali vitamin A pada wortel, 2 kali kalsium pada susu, dan 3 kali potassium pada pisang. Karena itu, dengan konsumsi bubuk daun kelor, ibu dan balita bisa memperoleh keseimbangan gizi.
Di akhir kegiatan, HaloPuan dan Muslimat NU membagikan paket makanan tambahan untuk kaum ibu dan balita. Termasuk di dalam paket itu adalah 400 gram bubuk daun kelor. XPOSEINDONESIA Foto Dudut Suhendra Putra