Pemutaran kembali Tjoet Nya’ Dhien juga sebagai bukti wujud nyata untuk memenuhi anjuran pemerintah agar kita kembali menonton film di bioskop. Sekaligus juga ditujukan untuk bisa memberikan dorongan kepada para pengusaha bioskop agar memperoleh film Indonesia yang layak tayang di bikoskop.
Ketika bioskop kekurangan suplai film nasional di era pandemi Covid-19, film Tjoet Nya’ Dhien yang telah direstorasi hadir memberikan semangat pemecahan.
Menurut catatan sejarah, Film Tjoet Nya’ Dhien dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1988 berhasil meraih delapan (8) Piala Citra, untuk unsur Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Eros Djarot), Pemeran Wanita Terbaik (Christine Hakim), Skenario Terbaik (Eros Djarot), Cerita Asli Terbaik ( Eros Djarot), Tata Sinematografi Terbaik (George Kamarullah), Tata Artistik Terbaik (Benny Benhardi), dan Tata Musik Terbaik (Idris Sardi).
Sayangnya poster film hasil restorasi ini kurang memikat. Terlalu dingin. Tjoet Nya’ hanya digambarkan tengah menarik rencong dengan badan menyamping, tanpa terlihat ekspresi wajah. Berbeda dengan poster asli yang dibuat 33 tahun lalu. Tjoet Nyak diperlihatkan dengan “garang” dan terasa sangat heroik. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dokumentasi Tjoet Nyak Dhien dan Dudut Suhendra Putra