Radio Republik Indonesia Optimisme Baru di Era Digital

- Advertisement -

Saat ini RRI baik Pro 1, Pro 2, Pro 3 Jakarta serta Pusat Pemberitaan, Siaran Budaya dan Voice of Indonesia sudah lewat siaran DEB (Debian/ paket aplikasi). Sehingga pendengar bisa menikmati siaran RRI sepertinya layaknya berada di studio. Termasuk juga yang sedang dicoba pengembangan lewat radio net, dimana pendengar bisa menyaksikan aktivitas yang sedang bersiaran.

Sejalan dengan hal tersebut, Sys NS yang besar di dunia radio, memberi tanggapan bahwa untuk bisa bersaing, RRI perlu meningkatkan kemampuan SDM profesional yang kreatif dalam menghasilkan program siaran dan handal untuk memenangkan persaingan antar media, khususnya dengan stasiun radio swasta. “Khalayak sekarang ini memiliki pola konsumsi media sesuai dengan aktivitasnya. Mereka adalah orang-orang dengan mobilitas tinggi karena tuntutan pekerjaan atau lainnya, dan sebagian besar dari mereka merupakan orang muda,” ujar Sys.

Dilanjutkannya lagi, bahwa RRI tinggal fokus pada konten serta gaya penyiaran, khususnya pendekatan bahasa yang sama untuk selalau bisa diakses oleh generasi muda, yang merupakan generasi digital. “Harus ada reformasi dalam bentuk penyiaran, baik SDM, cara penyiaran dan hal terkait lainnya,” ungkapnya kembali.

- Advertisement -

RRI saat ini telah mendapatkan Peraturan Pemerintah tentang penerimaan negara bukan pajak. Sehingga jasa penyiaran RRI akan masuk ke dalam kas tersebut. Berbicara soal potensi, Sudiman mengatakan bahwa iklan radio saat ini mencapai sekitar 2% dari Rp. 130 triliun atau setara Rp 2,6 triliun. Artinya RRI harus bisa mengantongi sekitar Rp. 231 miliar dari kue iklan tersebut.

Guna mencapai target tersebut, RRI akan memaksimalkan alokasi 15% dari waktu siaran untuk iklan. Dari persentase tersebut, 30% harus peruntukkan untuk iklan layanan masyarakat. Jadi, total waktu iklan per radio dalam sehari adalah sekitar 120 slot. Bila dikali 231 radio, maka ada 27.720 slot iklan tersedia di seluruh Indonesia. “Kami tidak mau muluk-muluk. Target penerimaan negara bukan pajak dari siaran RRI tahun ini setidaknya bisa mencapai Rp. 55 miliar dan pada 2016 ditargetkan bisa menyentuh Rp. 70 miliar,” tutup Sudirman Bonaparte.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -