“Semakin kita bahagia, produktivitas kita meningkat. Karena di saat kita merasa bahagia, hormon yang bekerja dalam diri kita adalah hormon endorfin, hormon bahagia sehingga akan membuat cemas hilang dan membuat penyakit di diri kita hilang,” ujarnya, lagi.
Berikut 4 jurus mengelola rasa cemas menurut drg. Riri:
1. Awareness (Kesadaran diri)
Ini adalah tahapan mengenali diri sendiri. Ketika ada cemas yang hadir dalam diri kita sehingga kita punya daya untuk mengatasinya.
2. Responsibility (Tanggung Jawab)
Hidup kita 100 persen tanggung jawab terhadap pikiran dan perasaan kita. Dalam hidup ini hanya ada 2 pilihan: mau jadi dalang atau wayang. Apabila memilih sebagai wayang, kita membiarkan perasaan dan pikiran mempengaruhi hidup kita. Apakah menjadi sedih, marah, kecewa dsb.
Pada saat kita memutuskan bertindak sebagai wayang , artinya kita berada diluar lapangan. Hanya menonton. Namun kita punya pilihan menjadi dalang. Kita punya kuasa mengelola dengan baik pikiran dan perasaan kita. Hal-hal apa yang akan kita lakukan. Artinya apapun keputusan yang kita ambil kita siap menerima dampak dari keputusan itu. Apakah itu positif atau negative, tergantung pilihan kita.
“Semuanya dimulai dari pikiran. Kebiasaan yang diulang akan menjadi suatu keyakinan dalam diri kita dan itu akan mempengaruhi nasib dan kualitas hidup kita,” urai drg. Riri.
3. Synchronize (Menyelaraskan pikiran, tubuh dan rasa)
Sekitar 60 ribu pikiran yang masuk dalam tubuh, kita tak punya waktu untuk pilah-pilah.
Namun Tuhan memberi kita toolsnya. Marah itu ada di pikiran. Marah hanyalah sebuah kata yang terucap sebelum kita berikan makna, semuanya netral. Dia hanya akan berubah pada saat kita beri makna.
“Berikan kata-kata positif untuk diri kita. Tubuh kita mayoritas berisi air, dan ternyata air bisa diajak bicara. Hal ini berdasarkan penelitian miracle of water. Air yang diberi label baik, molekulnya menjadi sangat cantik. Sebaliknya, air yang diberi label buruk, molekulnya menjadi rusak,” papar drg. Riri.