Anak yang lahir dari ibu dengan kondisi kesehatan yang kurang baik memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami pertumbuhan fisik dan kognitif yang terhambat. Oleh karena itu, investasi pada kesehatan remaja, baik melalui penyuluhan, pendidikan, maupun dukungan sosial, merupakan langkah krusial dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di Indonesia.
Kegiatan seperti “Mahasiswa Peduli Stunting” dan inisiatif lainnya yang melibatkan berbagai pihak, termasuk remaja, dapat membantu menciptakan generasi yang lebih sehat dan sejahtera.
“Apalagi dalam ajaran Islam, umat Islam diperintahkan untuk memperhatikan generasi masa depan seperti tercantum dalam al-Quran Surat An-Nisa ayat 9,” kata Poppy.
Alasan Puan Maharani menggerakkan warga dalam melawan stunting melalui HaloPuan, menurut Poppy, adalah karena penanganan stunting tak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah, tapi juga warga harus sadar dan bersama melawan stunting. Selain itu, melalui HaloPuan, Puan Maharani juga membawa gagasan pemanfaatan bubuk daun kelor yang sudah teruji mampu mengatasi malnutrisi di banyak negara.
“Daun kelor dikenal memiliki kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, kalium, protein, dan antioksidan yang tinggi, sehingga menjadi sumber nutrisi penting dalam menjaga kesehatan dan mengatasi malnutrisi,” ujar Poppy.
Ketua Bidang Politik IMM Sukabumi, Wildan Khadarisman, mengatakan, “Kami bekerja sama dengan HaloPuan agar mahasiswa bisa ikut menyosialisasikan bahaya stunting dan penanganannya di tengah masyarakat, apalagi HaloPuan membawa gagasan ilmiah soal daun kelor.” Wildan juga menyampaikan terima kasih kepada Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI yang telah bekerja sama dengan IMM UMMI dalam kegiatan yang menurutnya sangat bermanfaat ini.
Anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi PDI Perjuangan, Rojab Asy’ari, mengatakan, “Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) selalu menekankan kepada kader-kader partai supaya bergerak dalam isu penanganan stunting. Jadi apa yang dilakukan HaloPuan ini sangat sesuai dengan visi partai, apalagi Mbak Puan menggandeng elemen masyarakat seperti Muhammadiyah.” Rojab juga mengatakan bahwa gagasan pemanfaatan daun kelor perlu terus disosialisasikan karena kelor itu mudah didapat, perawatannya mudah, dan nutrisinya kaya.