“Dari jaman dahulu, dalam tradisi ini hanya kaum pria Baduy yang akan ikut pelaksanaan upacara. Mereka yang dari Baduy Dalam akan berjalan kaki, sementara dari Baduy Luar bisa naik kendaraan sampai ke titik tertentu, untuk kemudian berjalan kaki lagi menuju Pendopo Bupati dan Pendopo Gibernur,” ungkap Rasudin
Secara umum, Seba memiliki tujuan berupa penyampaian harapan keselamatan sekaligus ungkapan rasa syukur.
Selain itu, upacara Seba secara khusus membawa amanat pu’un atau ketua adat, untuk memberikan laporan, menyampaikan harapan, dan menyerahkan hasil bumi kepada para pemimpin seperti Bupati dan Gubernur (pemimpin gede) pemerintahan.
Upacara Seba biasanya diawali dengan pengucapan tatabean oleh salah seorang ketua adat yang ditunjuk. Tatabean adalah ucapan seserahan warga Baduy kepada bupati dan disampaikan dalam bahasa Baduy.
Tatabean tersebut berisi tentang laporan kondisi warga Baduy, termasuk kondisi panen, lingkungan, dan kesehatan mereka.
Setelah Tatabean, berlangsung sesi dialog dimana pihak pemerintah baik bupati maupun gubernur akan menanggapi laporan Tatabean. Setelah itu, upacara Seba diakhiri dengan penyerahan hasil panen Baduy kepada Bupati.XPOSEINDONESIA Foto : Dudut Suhendra Putra