Di Seba Baduy 2023, Ada 1195 Peserta dari Baduy Luar &  Baduy Dalam

- Advertisement -
- Advertisement -

Setiap tahun, masyarakat suku Baduy melakukan perayaan ritual tradisi Seba. Dan  tahun ini dilangsungkan sejak Kamis, 27 April 2023 hingga puncaknya berakhir pada 30 April 2023. 

Upacara Seba Baduy telah berlangsung ratusan tahun lalu, tepatnya sejak masa kejayaan Kesultanan Banten. Kata Seba berasal dari bahasa Baduy atau Sunda yang berarti persembahan.

“Tradisi ini telah menjadi salah satu acara budaya rutin sebagai wujud syukur atas limpahan hasil pertanian dari yang maha kuasa. Dari dulu, yang ikut dalam acara ini adalah kaum pria,” kata Rasudin, Penghubung Masyarakat Baduy Luar dan Dalam (Panggiwa)

- Advertisement -

Silaturahmi Jalan kaki 80 Km

Dalam tradisi Seba biasanya diisi dengan prosesi silaturahmi antara masyarakat suku Baduy dengan pemerintah setempat.

Acara ini ditandai dengan penyerahan hasil bumi kepada wakil pemerintah, dalam hal ini mereka akan berkunjung kepada para pemimpin untuk menyampaikan amanat dan hasil panen berupa beras, buah-buahan, lalap-lapan dan  sebagaiknya.

- Advertisement -
Menyalin

“Tahun ini ada yang berbeda, karena ada juga bawaan berupa alat dapur, karena ini merupakan Seba Besar,” ujar Rasudin.

Pada pelaksanaan tradisi Seba, warga Baduy akan turun gunung berduyun-duyun dengan berjalan kaki dari Desa Kanekes, di Kecamatan Leuwidamar, menuju kota dengan mengunjungi Pendopo Bupati Lebak di Rangkasbitung dan Pendopo Gubernur Serang, Banten. 

“ Upacara Seba tahun ini  diikuti 1195 orang, 85 di antaranya dari Baduy Dalam,  sisanya dari Baduy Luar,”kata Rasudin.

Kedua kelompok masyarakat Baduy itu dibedakan dengan warna pakaian yang dikenakan.

Warga Baduy Dalam mengenakan busana dan ikat kepala berwarna putih, sedangkan Baduy Luar mengenakan pakaian berwarna hitam dan ikat kepala berwarna biru. 

Baca Juga :  Kata Menparekraf: Tokyo Marathon di Jepang Jadi Inspirasi Sport Tourism di Indonesia

Uniknya, tak semua masyarakat Baduy bisa mengikuti aksi turun gunung ini, sebab sebelum berangkat ke kota, sesepuh adat akan menyeleksi warga Baduy yang akan turut dalam pelaksanaan upacara Seba.

Seleksi dilakukan untuk memilih warga yang sehat secara fisik, karena mereka akan berjalan kaki hingga 80 kilometer. 

“Dari jaman dahulu, dalam tradisi ini hanya kaum pria Baduy yang akan ikut pelaksanaan upacara. Mereka yang dari Baduy Dalam akan berjalan kaki, sementara dari Baduy Luar bisa naik kendaraan sampai ke titik tertentu, untuk kemudian berjalan kaki lagi menuju Pendopo Bupati dan Pendopo Gibernur,” ungkap Rasudin

Secara umum, Seba memiliki tujuan berupa penyampaian harapan keselamatan sekaligus ungkapan rasa syukur.

Selain itu, upacara Seba secara khusus membawa amanat pu’un atau ketua adat, untuk memberikan laporan, menyampaikan harapan, dan menyerahkan hasil bumi kepada para pemimpin seperti Bupati dan Gubernur (pemimpin gede) pemerintahan. 

Upacara Seba biasanya diawali dengan pengucapan tatabean oleh salah seorang ketua adat yang ditunjuk. Tatabean adalah ucapan seserahan warga Baduy kepada bupati dan disampaikan dalam bahasa Baduy.

Tatabean tersebut berisi tentang laporan kondisi warga Baduy, termasuk kondisi panen, lingkungan, dan kesehatan mereka. 

Setelah Tatabean, berlangsung sesi dialog dimana pihak pemerintah baik bupati maupun gubernur akan menanggapi laporan Tatabean. Setelah itu, upacara Seba diakhiri dengan penyerahan hasil panen Baduy kepada Bupati.XPOSEINDONESIA Foto : Dudut Suhendra Putra

dudut suhendra putra rasudin
dudut suhendra putra rasudin
ikat keapala biru baju hitam
ikat keapala biru baju hitam
berjalan kaki dan turun gunung
berjalan kaki dan turun gunung
dalam upacara seba baduy
dalam upacara seba baduy
warga baduy dalam dalam upacara seba
warga baduy dalam dalam upacara seba
- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -