“Seperti dalam kehidupan manusia tidak lepas dari berbagai ragam peristiwa. Sebagai seniman Putra Gara mampu merefleksikan kehidupan pemulung dalam bentuk karya yang dituangkan ke kanvas,” ujar sutradara yang juga penggiat teater ini.
Putra Gara adalah perupa otodidak. Multi kompetensi dan profesi. Selain pelukis dia juga penulis, novelis, wartawan dan penggiat seni budaya. Karya lukisnya banyak menjadi koleksi para kolektor lukisan ternama serta tersimpan di sejumlah gallery di Indonesia.
Tidak kurang dari 15 lukisan karya Putra Gara dengan berbagai ukuran dipamerkan di satu-satunya sanggar yang menggabungkan kegiatan sosial kemanusiaan dengan kesenian.
Sesuai visi dan misinya, Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan mendukung pengembangan seni dan budaya, yang membawa spirit kemanusiaan. Peduli bagi tumbuh kembangnya sumberdaya manusia potensial khususunya di bidang seni dan budaya untuk kemanusiaan.
Acara Kenduri “Urban Humanity” Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan ini juga menjadi ajang reuni bagi para seniman yang di tahun 1990 bergabung di Yayasan Suaka Budaya pimpinan Kardy Said.
Mereka saat ini banyak menempati posisi penting di industri perfilman dan pertelevisian di tanah air, baik sebagai aktor, aktris, penyanyi, musisi, penulis skenario, sutradara dan praktisi pertelevisian.
Sebagian lainnya ada yang menjadi wartawan media cetak, online, radio dan televisi, pembawa acara, presenter dan pembaca berita televisi (penyiar). XPOSEINDONESIA/ Foto : Dudut Suhendra Putra