I Gusti Kompiang Raka dan Ian Antono dipertemukan dalam acara Cakap Cakap Live Instagram @bensleo52, Kamis, 20 Mei 2021. Ā
Acara yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kratif/Badan Ekonomi Kreatif ini boleh dicatat membuat sejarah. Karena mempertemukan kembali dua maestro musik dari dua genre berbeda.
āKompiang adalah pemusik tradisi, dan maestro sebagai pemusik gamelan, sementara Ian Antono adalah Ā gitaris Ā dan tokoh musik rock yang Ā terkenal bersama Gong 2000 dan God Bless. Kedua musisi ini pernah bersepanggung dan membuat rekaman atas nama Gong 2000,ā begitu ucap Bens Leo saat membukaĀ acara Cakap Cakap Ā Ā yang mengambil tema Progresif Rock dan World Music.
Kelahiran Gong 2000 sendiri tidak terlepas dari peran istri Ian Antono, Titiek Saelan yang mendorong suaminya membentuk semacam komunitas musisi yang dinamakan Bengkel Musik Gong. Komunitas ini dimaksudkan untuk membenahi kondisi musik di Indonesia, khususnya rock, dan sekaligus mencari solusi bagi musisi muda berbakat di jalur rock.
Ian menyebut sejak awal rekaman pertama Gong 2000, ia terpikir untuk memasukkan unsur gamelan dalam rekaman pertama Gong 2000, bertajuk āBara Timurā
āKonsep musik memadukan musik barat dan timur itu sebetulnya tidak mudah. Contohnya, bunyi gamelan itu tidak bisa digantikan elekton. Karena bunyi gamelan asli sangat khas. Dimensinya beda,ā kata Ian yang bersama Gong 2000 yang didirikannya menghasilkan album āBara Timurā (1991), āGong Liveā (1992), āLaskarā (1993), āPraharaā (1998)
Ian sendiri sejak lama sudah tertarik dengan musik tradisi Bali yang dinamis. āSebetulnya antara Bli Kompiang dan Gong 2000 bisa cocok karena ada karakter suara Mas Iyek (Achmad Albar, Red),ā ungkap Ian. Selain Iyek, Gong 2000 dihuni Ā pula oleh Donny Fattah (bas), Harry Anggoman (kibor), dan Yaya Muktio (dram).
Menurut Kompiang, untukĀ menyatukan nada pentatonik dan diatonik, jelas tidak mudah āHitungannya saja berbeda. Di musik barat hitungannnya dari do, re, mi, fa, sol la, si, do, tapi di gamelan Ā malahĀ bisa dari do tingi berjalan mundur!ā