Menjelang akhir tahun, mobilitas masyarakat kembali meningkat. Agenda liburan keluarga, perjalanan lintas kota, hingga wisata ke luar negeri menjadi perbincangan hangat, khususnya di kalangan urban dan keluarga muda. Namun di tengah euforia bepergian, muncul cara baru menikmati liburan yang lebih bermakna dan perlahan mulai diminati, yakni menjelajahi kota melalui pengalaman arsitektur yang dikenal dengan #arsitekTOUR.
Berbeda dari pola liburan konvensional yang berfokus pada destinasi populer dan aktivitas wisata semata, #arsitekTOUR mengajak pelancong untuk lebih sadar terhadap ruang dan lingkungan yang mereka lalui. Bangunan, rumah tinggal, jalan, hingga ruang publik tidak lagi sekadar menjadi latar berfoto, melainkan bagian dari narasi perjalanan yang memberi makna lebih dalam. Kota dilihat sebagai ruang hidup yang memiliki cerita, sejarah, dan konteks budaya yang saling terhubung.
Pendekatan ini tidak menuntut latar belakang arsitektur atau agenda perjalanan yang rumit. Cukup dengan meluangkan waktu untuk mengamati detail bangunan, merasakan suasana ruang, serta memahami bagaimana desain berinteraksi dengan aktivitas manusia, liburan pun berubah menjadi pengalaman eksploratif yang ringan namun inspiratif. Banyak pelancong mengaku menemukan perspektif baru tentang kota, bahkan tentang cara mereka memaknai hunian dan ruang sehari-hari.
Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma, menilai tren #arsitekTOUR sejalan dengan gaya hidup modern yang semakin mencari pengalaman autentik. Menurutnya, liburan kini tidak lagi semata soal jarak atau destinasi, tetapi tentang bagaimana seseorang mengalami sebuah tempat. Kepekaan terhadap arsitektur dan lingkungan sekitar diyakini dapat memberi inspirasi baru dan membentuk cara pandang yang lebih sadar terhadap ruang hidup.
Sejumlah kota dunia maupun dalam negeri menawarkan pengalaman #arsitekTOUR yang kaya akan cerita. Paris, misalnya, menghadirkan dialog menarik antara arsitektur klasik dan modern melalui boulevard bersejarah, tepi Sungai Seine, hingga keberanian desain kontemporer di kawasan Beaubourg. Tokyo menampilkan kontras harmonis antara tradisi dan inovasi, dari kawasan Asakusa yang sarat nilai historis hingga koridor modern Omotesando yang dipenuhi karya arsitek dunia. Di dalam negeri, Bali menjadi contoh nyata bagaimana arsitektur hidup berdampingan dengan alam dan filosofi lokal, sementara Yogyakarta dan Bandung menawarkan pengalaman ruang yang kuat melalui warisan budaya, bangunan heritage, hingga eksplorasi desain kontemporer yang terus berkembang.
Menariknya, pengalaman #arsitekTOUR tidak berhenti saat liburan usai. Inspirasi yang diperoleh selama perjalanan, mulai dari penataan ruang, pencahayaan alami, hingga cara bangunan menyatu dengan lingkungannya, sering kali terbawa pulang dan memengaruhi cara pandang terhadap rumah sendiri. Liburan pun menjadi medium refleksi sederhana tentang bagaimana ruang dapat membentuk kenyamanan, produktivitas, dan kualitas hidup.
Melalui #arsitekTOUR, perjalanan tidak lagi sekadar berpindah tempat, tetapi menjadi cara memahami bagaimana sebuah kota tumbuh, beradaptasi dengan zamannya, dan membentuk ruang hidup bagi warganya. Beragam cerita, sudut pandang, dan inspirasi visual dari pengalaman ini juga dapat disimak melalui Podcast #arsitekTOUR di YouTube Merah Putih, yang menghadirkan diskusi seputar ruang, kota, dan kehidupan sehari-hari dengan pendekatan yang relevan dan aplikatif untuk hunian masa kini. XPOSEINDONESIA/IHSAN

