Sabtu, Februari 22, 2025

Coklat Tidak Selamanya Menyimpan Manis

Kecil Besar

Kita sudah banyak tahu, manfaat makan coklat antara lain menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke, mendukung fungsi kognitif, dan banyak lagi.

Namun, penelitian  terbaru tentang coklat ternyata juga memiliki beberapa efek negative bagi kesehatan.

Cokelat terbuat dari biji pohon kakao Theobroma tropis. Penggunaannya yang paling awal dimulai pada peradaban Olmec di Mesoamerika.

Setelah penemuan benua Amerika oleh Eropa, coklat menjadi sangat populer di dunia yang lebih luas, dan permintaannya melonjak.

Cokelat telah menjadi produk makanan populer yang dinikmati jutaan orang setiap hari karena rasanya yang unik, kaya, dan manis.

Tapi apa pengaruh makan coklat terhadap kesehatan kita?

Fakta  Negatif Coklat

Konsumsi coklat telah lama dikaitkan dengan kondisi seperti diabetes, penyakit jantung koroner, dan hipertensi.

Mengandung antioksidan tingkat tinggi.

Beberapa penelitian menunjukkan coklat bisa menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penurunan daya ingat.

Mengandung banyak Gula dan kalori

Orang yang ingin menurunkan atau mempertahankan berat badan sebaiknya mengonsumsi coklat secukupnya saja.

Cokelat mendapat banyak pemberitaan buruk karena kandungan lemak dan gulanya yang tinggi. Konsumsinya telah dikaitkan dengan jerawat, obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, dan diabetes.

Namun, menurut ulasan tentang efek coklat terhadap kesehatan yang diterbitkan di Jurnal Kedokteran Belanda, tidak semuanya merupakan berita buruk.

Para penulis menunjukkan penemuan bahwa kakao, bahan utama dalam coklat, mengandung senyawa fenolik yang aktif secara biologis.

Hal ini telah mengubah pandangan masyarakat terhadap coklat, dan mendorong penelitian mengenai dampaknya terhadap penuaan, dan kondisi seperti stres oksidatif, pengaturan tekanan darah, dan aterosklerosis.

Potensi antioksidan coklat mungkin memiliki berbagai manfaat kesehatan. Semakin tinggi kandungan kakaonya, seperti pada dark chocolate, semakin banyak pula manfaatnya.

Cokelat hitam mungkin juga mengandung lebih sedikit lemak dan gula, namun penting untuk memeriksa labelnya.

Mengonsumsi coklat diduga memiliki manfaat sebagai berikut:

  • menurunkan kadar kolesterol
  • mencegah penurunan kognitif
  • mengurangi risiko masalah kardiovaskula

Penting untuk dicatat bahwa kemungkinan manfaat kesehatan yang disebutkan di bawah ini berasal dari penelitian tunggal.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan bahwa makan coklat benar-benar dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

Selain itu, coklat batangan tidak hanya mengandung kakao. Manfaat dan risiko bahan lain, seperti gula dan lemak, perlu dipertimbangkan.

Kolesterol

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition menunjukkan bahwa konsumsi coklat dapat membantu mengurangi kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), yang juga dikenal sebagai “kolesterol jahat”.

Para peneliti mulai menyelidiki apakah coklat batangan yang mengandung sterol tumbuhan (PS) dan flavanol kakao (CF) mempunyai efek terhadap kadar kolesterol.

Para penulis menyimpulkan: “Konsumsi coklat batangan yang mengandung PS dan CF secara teratur, sebagai bagian dari diet rendah lemak, dapat mendukung kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol dan meningkatkan tekanan darah.”

Fungsi kognitif

Para ilmuwan di Harvard Medical School berpendapat bahwa minum dua cangkir coklat panas sehari dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mengurangi penurunan daya ingat pada orang lanjut usia.

Para peneliti menemukan bahwa coklat panas membantu meningkatkan aliran darah ke bagian otak yang membutuhkannya.

Penulis utama, Farzaneh A. Sorond, mengatakan:

“Karena area otak yang berbeda membutuhkan lebih banyak energi untuk menyelesaikan tugasnya, mereka juga membutuhkan aliran darah yang lebih besar. Hubungan ini, yang disebut hubungan neurovaskular, mungkin memainkan peran penting dalam penyakit seperti Alzheimer.”

Cokelat memang mempunyai manfaat kesehatan, namun juga mempunyai dampak negatif.

Bikin BB Naik: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi coklat dikaitkan dengan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah dan pusat lemak tubuh. Namun, coklat memiliki jumlah kalori yang tinggi karena kandungan gula dan lemaknya. Siapapun yang mencoba menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan sebaiknya membatasi konsumsi coklat dan memeriksa label produk favoritnya.

Must Read

Related Articles