Dalam rangkaian ‘Press Tour & Seminar Series: Cirebon, Kuningan & Bandung’, 39 anggota Forum Wartawan Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) mendapat kesempatan menjelajah kota Bandung dengan mengendarai Bandros (Bandung Tour On Bus), Minggu, 30/08
Bandros sendiri adalah bus pariwisata kebangaan warga kota Bandung. Bus ini berbentuk unik dan mempunyai dinding terbuka. Sehingga tidak menggunakan AC. Sehingga angin semilir bersamaan dengan panas menyengat akan terasa bagi penumpang.
Bus ini melayani beragam rute, dan anggota Forwaparekraf menaiki bus untuk tur berkeliling kota Bandung dengan start dari Gedung Sate, melewati Alun-Alun Kota Bandung – Jalan Asia Afrika – Braga – Taman Dewi Sartika hingga kembali lagi ke Gedung Sate dengan durasi perjalanan sekitar 1 jam.
Saat ini, ada puluhan unit bus Bandros yang beroperasi setiap hari, mulai dari pukul 09.00-16.00 WIB. Dengan harga tiket Rp 15 ribu (saat weekday), dan Rp 25 ribu (saat weekend)
Bus tersebut ini dibagi dalam beberapa warna, yaitu biru, merah, kuning, ungu, serta pink.
Berbeda warna, berbeda pula rute yang ditempuh.
Dari atas Bandros, Johan Sompotan selaku Ketua Forwaparekraf menyebut, kegiatan wisata dengan Bandros merupakan kesempatan bagi para jurnalis Forwaparekraf untuk mengenal lebih dekat suasana kota Bandung.
“Bandros telah menjadi ikon pariwisata di kota Bandung. Lewat tur kali ini, kita menambah pengetahuan lagi tentang Bandung,” ungkapnya.
Bandros hadir di Bandung sejak 2015 silam dengan melewati banyak rute. Dan rute tersebut disesuaikan dengan warna pada Bandros.
Bandros biru akan melewati Alun-Alun Bandung hingga kawasan Buah Batu dan Bandros kuning akan melalui Braga hingga Taman Dewi Sartika.
“Keliling Bandung dengan Bandros ini selalu memberikan sensasi yang berbeda. Dengan kualitas pelayanan yang ditingkatkan serta penerapan protokol kesehatan yang disiplin akan manjadikan Bandros ini semakin digemari wisatawan selama masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” terang Johan.