
Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dll.
Akhmad Sekhu masih bolak-balik Jakarta-Tegal PP demi istri Wanti Asmariyani dan dua anaknya, Fahri Puitisandi Arsyi, dan Gibran Noveliandra Syahbana, dengan mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk Insya Allah selalu berkarya.
Berikut ini, puisi-puisi karya Akhmad Sekhu:
1. Sajak Selebritas
Inilah dia yang selalu bergaya di depan kamera
Sedikit terbuka yang orang suka di antara debat hujat
dan gegap puja dengan persepsi liar menelanjangi
Yang akan selalu menjurus ke arah kontroversi
Seperti tidak ada cap lain, selain hanya penuh sensasi
Padahal dia hanya sekedar jalani profesi secara profesional
Serta tanggung jawab sesuai dengan perjanjian kontrak
Sama seperti pekerjaan-pekerjaan lain untuk mengganjal perut
Meski yang dilakukannya bersentuhan dengan perasaan
Betapa dia tetap berprinsip memegang konsekuensi
Inilah dia yang sudah pasrah apa adanya dengan dada terbelah
Penghayatan total sebuah peran di antara decak kagum
Dan desah mesum dengan fantasi tinggi mengembara
Yang selalu tepat menuju ke arah bernama nafsu syahwat
Seperti tidak ada kata lain, selain hanya sungguh seksi
Menteng, Jakarta Pusat, 2020
2. Paradoks Peran
Kau melakukan serangkaian adegan
Yang sebenarnya itu bukan dirimu.
“Ini demi peran, “ bisikmu pelan
Begitu tenang tapi pasti kau lucuti
Keraguan seperti tanggalkan pakaian
Banyak penggemar bergetar menunggumu
Dengan sangat sabar di balik gemerlap layar
Perasaan tak karuan, betapa mereka benar-benar
Ingin tahu lika-liku hidupmu. Juga lekak-lekuk
Tubuhmu, bahkan keseluruhan dirimu utuh
Sutradara tampak hanya tahu sebatas adegan
Karena hanya ingin shooting cepat diselesaikan
Sedangkan wajah produser selalu saja was-was
Kalau jalannya shooting tak sesuai dengan jadwal
Deretan angka rupiah akan semakin membengkak
Lawan main sebenarnya sangat grogi menghadapimu
Diam-diam berharap dapatkan cintamu di lokasi shooting
Tapi ada yang begitu sangat dekat dengan dirimu
Dalam keutuhan dirimu penuh, lahir maupun batin
Hati nuranimu sendiri yang sangat setia menjagamu
Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, 2020
3. Di Balik Cahaya Gemerlapan
Di balik cahaya gemerlapan, aku culik puisi yang tercipta
Dari eling waspada karena hidup memang bukan sekedar
Kumpulan adegan. Dimana kesedihan harus sepenuhnya
Ditenggelamkan dan tak boleh menampakkan kesedihan
Karena depan kamera harus selalu bahagia penuh suka-cita
Demi tuntutan karakter sebuah peran yang harus dilakoni
Harus bisa menghibur sebagai tontonan menyegarkan
Kerja maksimal profesional dengan penghayatan total
Dengan penghayatan sangat mendalam, kita masih tetap
Mendapatkan berbagai kenyataan yang hanya di permukaan
Karena hidup memang bukan sekedar panggung sandiwara
Yang alur ceritanya penuh dengan konflik intrik-intrik
Berbagai problem kehidupan dilematis yang dramatis
Di balik cahaya gemerlapan, aku angkat puisi yang tersisih
Dari pesta pora hiruk-pikuk karena hidup memang bukan sekedar
Keramaian semata. Justru kesunyian yang membuat kita jadi bijak
Merenungkan semua peristiwa yang selalu membawa hikmah
Menjadikan kesadaran dalam renungan kehidupan kita mendalam
Sejatinya karya kita dapat menyiratkan hakekat kemanusiaan
Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, 2020