Jumat, Februari 21, 2025

Akhmad Sekhu Antara Wartawan dan Penyair

Kecil Besar

Catatan tentang kesastrawanannya masuk dalam Bibliografi Sastra Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2001), Buku Pintar Sastra Indonesia (2001), Leksikon Sastra Jakarta (2003), Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004), Gerbong Sastrawan Tegal (2010), Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), dll.

Akhmad Sekhu masih bolak-balik Jakarta-Tegal PP demi istri Wanti Asmariyani dan dua anaknya, Fahri Puitisandi Arsyi, dan Gibran Noveliandra Syahbana, dengan mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk Insya Allah selalu berkarya. 

Berikut ini, puisi-puisi karya Akhmad Sekhu:

1. Sajak Selebritas

Inilah dia yang selalu bergaya di depan kamera

Sedikit terbuka yang orang suka di antara debat hujat 

dan gegap puja dengan persepsi liar menelanjangi

Yang akan selalu menjurus ke arah kontroversi 

Seperti tidak ada cap lain, selain hanya penuh sensasi 

Padahal dia hanya sekedar jalani profesi secara profesional

Serta tanggung jawab sesuai dengan perjanjian kontrak

Sama seperti pekerjaan-pekerjaan lain untuk mengganjal perut

Meski yang dilakukannya bersentuhan dengan perasaan 

Betapa dia tetap berprinsip memegang konsekuensi 

Inilah dia yang sudah pasrah apa adanya dengan dada terbelah

Penghayatan total sebuah peran di antara decak kagum 

Dan desah mesum dengan fantasi tinggi mengembara

Yang selalu tepat menuju ke arah bernama nafsu syahwat

Seperti tidak ada kata lain, selain hanya sungguh seksi 

Menteng, Jakarta Pusat, 2020

2. Paradoks Peran  

Kau melakukan serangkaian adegan

Yang sebenarnya itu bukan dirimu.

“Ini demi peran, “ bisikmu pelan

Begitu tenang tapi pasti kau lucuti

Keraguan seperti tanggalkan pakaian

Banyak penggemar bergetar menunggumu 

Dengan sangat sabar di balik gemerlap layar

Perasaan tak karuan, betapa mereka benar-benar 

Ingin tahu lika-liku hidupmu. Juga lekak-lekuk 

Tubuhmu, bahkan keseluruhan dirimu utuh 

Sutradara tampak hanya tahu sebatas adegan 

Karena hanya ingin shooting cepat diselesaikan 

Sedangkan wajah produser selalu saja was-was

Kalau jalannya shooting tak sesuai dengan jadwal

Deretan angka rupiah akan semakin membengkak

Lawan main sebenarnya sangat grogi menghadapimu 

Diam-diam berharap dapatkan cintamu di lokasi shooting

Tapi ada yang begitu sangat dekat dengan dirimu

Dalam keutuhan dirimu penuh, lahir maupun batin

Hati nuranimu sendiri yang sangat setia menjagamu

Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, 2020

3. Di Balik Cahaya Gemerlapan

Di balik cahaya gemerlapan, aku culik puisi yang tercipta

Dari eling waspada karena hidup memang bukan sekedar 

Kumpulan adegan. Dimana kesedihan harus sepenuhnya 

Ditenggelamkan dan tak boleh menampakkan kesedihan

Karena depan kamera harus selalu bahagia penuh suka-cita

Demi tuntutan karakter sebuah peran yang harus dilakoni

Harus bisa menghibur sebagai tontonan menyegarkan

Kerja maksimal profesional dengan penghayatan total

Dengan penghayatan sangat mendalam, kita masih tetap

Mendapatkan berbagai kenyataan yang hanya di permukaan

Karena hidup memang bukan sekedar panggung sandiwara

Yang alur ceritanya penuh dengan konflik intrik-intrik

Berbagai problem kehidupan dilematis yang dramatis

Di balik cahaya gemerlapan, aku angkat puisi yang tersisih 

Dari pesta pora hiruk-pikuk karena hidup memang bukan sekedar 

Keramaian semata. Justru kesunyian yang membuat kita jadi bijak 

Merenungkan semua peristiwa yang selalu membawa hikmah

Menjadikan kesadaran dalam renungan kehidupan kita mendalam

Sejatinya karya kita dapat menyiratkan hakekat kemanusiaan 

Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, 2020

akhmad sekhu
akhmad sekhu
wartawan hiburan yang penyair
wartawan hiburan yang penyair

Must Read

Related Articles