Ia mengatakan, SMF terus mendorong pertumbuhan usaha sesuai dengan rencana pengembangan bisnis. Selain itu, membantu kelancaran arus kas usaha sesuai dengan perkembangan arus kas bisnis, dan yang paling penting adalah ingin membantu terhindar dari jeratan pinjaman dengan bunga tidak wajar serta ingin mewujudkan kemandirian usaha.
Menyinggung rencana kerja perseroan, Trisnadi mengatakan, akan melakukan kolaborasi dan sinergi Mitra Strategis dalam rangka penyaluran dana Pembiayaan bagi Homestay. Selain itu, juga dilakukan pengembangan model bisnis baru untuk Program Pembiayaan Homestay.
Hal lain yang tengah dilakukan, jelas Trisnadi, yaitu pengembangan media informasi dalam rangka meningkatkan profile desa yang telah menjalin kerjasama dengan perseroan. “Kita juga melakukan penjajakan dengan mitra bisnis baru agar penyaluran dana dan pengawasan lebih memadai,” pungkasnya.
Sedikitnya sudah 12 desa wisata yang sudah diberikan bantuan dalam rangka peningkatan kualitas dan pembentukan
SDM pariwisata. Selain itu, melakukan pengembangkan model bisnis untuk mendukung lingkungan pariwisata. Namun demikian, tetap dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai unsur masyarakat untuk menggalakkan budaya wisata (culture).
Menyinggung tantangan penyaluran dana bagi pengembangan sektor pariwisata ini, Trisnadi mengatakan, saat ini terdapat 1.351 Desa Wisata yang terdaftar di Kemeparekraf
(Lomba Anugrah Desa Wisata), dan jumlah tersebut merupakan potensi untuk penyaluran pembiayaan homestay dengan asumsi 10 homestay di tiap desa, maka ada potensi 18.000 aplikasi pembiayaan.
Trisnadi mengungkapkan, banyaknya event nasional maupun internasional yang diselenggarakan di Indonesia akan mengundang para wisatawan sehingga jumlah kebutuhan akomodasi meningkat. “Kita melakukan kolaborasi dan sinergi dengan Mitra Strategis dalam rangka penyaluran dana Pembiayaan Homestay ini,” ungkap Trisnadi.