Sementara itu Fajar Utomo menyebut, dengan adanya serba keterbatasan karena Covid, “Kita tidak bisa menghentikan semua kegiatan, tetapi melaksanakan kegiatan dengan sembrono, juga bukan pilihan baik. Karena itu satu satunya pilihan adalah menjalankan kegiatan dengan kehati-hatian sesuai pelaksaaan protokol CHSE. “
Sementara itu Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhamad Neil El Himam mengajak pelaku ekraf, terutama UMKM untuk segera masuk ke digital dan memanfaatkan plafform e commerce, seperti yang telah dilakukan di Danau Toba lewat #BelikreatifDanauToba.
“Kami memberikan pedampingan, pelatihan sehingga pelaku Ekraf benar benar bisa dapat memasarkan produknya dengan lebih baik!”
Neil mengakui pada tahap awal memasuki dunia serba digital, tentu belum bisa berjalan 100 persen sempurna. Untuk bidang pariwisata, misalnya. “Karena adaptasi baru, kami pernah punya program interaktif virual tourism, di mana pelaku pariwisata, terutama pemandu wisata, bisa memandu wisatawan dengan gadget. Wisatawan bahkan juga bisa bertanya pada pemandu. Namun saat uji coba di Labuan Bajo, pelaksanaannya belum bisa lancar karena persoalan jaringan yang membuat komunikasi masih sering terputus-putus!” XPOSEINDONESIA Teks dan Foto : Dudut Suhendra Putra