Menparekraf Sandiaga juga melakukan pertemuan dengan perwakilan dari negara Tiongkok. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa akan ada pilot project yang akan digagas untuk satu destinasi.
“Mungkin nanti akan dipilih, apakah Labuan Bajo yang menerapkan net zero dari awal, perencanaan sampai dengan nanti selesai konstruksi dan pengoperasiannya,” kata Sandiaga.
Dan yang ketiga adalah pertemuan dengan perwakilan India yang menjajaki kerja sama ekonomi digital di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Executive Director UN Tourism, Natalia Bayona, menyampaikan bahwa Environmental Social Governance (ESG) telah menjadi salah satu isu terpenting yang dihadapi perusahaan di seluruh dunia saat ini. Menurutnya, ESG mengambil peran penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.
“ESG ini menjadi poin penting untuk mendorong keberlanjutan. Ketika kita berbicara pariwisata, pariwisata itu transversal, menyangkut transportasi, barang buatan, pabrik, dan agrikultur. Maka ESG akan menjadi keuntungan yang transversal, terutama regulasi sosial dan pariwisata berbasis komunitas,” kata Natalia.
Mewakili pandangan dari dunia usaha, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta W. Kamdani, menyampaikan bahwa ESG sudah menjadi pakem dalam menjalankan bisnis saat ini, tidak terkecuali dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dirinya menyampaikan bahwa akan terus mendorong perusahaan Indonesia di berbagai sektor dan skala, untuk mengetahui tentang standar ESG ini.
“Implementasi dan kinerja ESG adalah imperative bagi sektor usaha, karena jika kinerja ESG baik, reputasi perusahaan akan baik. KADIN selaku wadah sektor usaha telah membuat sebuah Panduan ESG bagi perusahaan, apapun skalanya dari besar hingga UMKM untuk mempermudah integrasi ESG agar bisa menjalankan prinsip investasi dan operasional yang bertanggung jawab,” kata Shinta. XPOSEINDONESIA Foto : Birko Kemenparekraf