Pasar Vintage Rumah Sanur

- Advertisement -
- Advertisement -

‘Barang bekas (kuno) yang lazim disebut vintage, tak hanya bergaung di Jakarta, Yogya, Bandung tapi juga di Bali. Rumah Sanur di Denpasar Selatan, membagi cerita sukses gelaran Pasar Vintage 2017.

Dari Gramaphone sampai Motor HD

Gagasan menggelar Pasar Vintage Rumah Sanur, di Jl. Danau Poso, Sanur Bali sejatinya sudah ada sejak awal tahun 2016. Ayip Budiman dan Berto,  dua tokoh yang membangun Rumah Sanur awalnya melihat Bali sebagai destinasi wisata yang berhasil menyedot turis asing dan lokal Indonesia yang memiliki keragaman selera dalam menyimpan ( kolektor ) dan memakai barang barang yang terkesan kuno, termasuk baju, sepatu, boneka, asesoris, wayang kulit, ‘buku kuno’,  juga furnitur dan motor Harley Davidson.. Inilah yang ditangkap Rumah Sanur menjadi salah satu event yang unik.

   
Tahun lalu, Rumah Sanur menggelar Pasar Vintage, dengan menampilkan booth baju busana bekas / kuno / antik juga boneka (Minayoe Curated Vintage ), poster, vinyl ( piringan hitam ), kaset rekaman, kacamata, sampai lampu-lampu kapal. Tahun 2017, Pasar Vintage Rumah Sanur mengundang 20-an toko, kurator dan komunitas pemilik barang antik, yang hadir ikut pameran dan yang siap menjual koleksinya ada 19 toko / komunitas termasuk Ayip’s Vintage Shop yang barang antik koleksinya saban hari jiuga bisa dilihat di Rumah Sanur.

- Advertisement -

Gramaphone ‘Layak Pakai’

Ada beberapa booth yang cukup menarik pengunjung, termasuk wisatawan asing, satu diantaranya  booth Bali Jadulism, yang menggelar dagangan beragam terutama barang elektronik kuno, yang kabarnya sebagian besar diburu dari pemilik awalnya di Pulau Jawa. Gramaphone yang masih ‘layak pakai’ dan radio dengan pencarian gelombang secara manual, dengan ‘mata kucing’, dijual di Bali Jadulism. Tapi, tatkala calon pembeli tahu harga yang ditawarkan yakni Gramaphone buatan tahun 1940 an dan radio yang berada di pasar resmi Indonesia sekitar tahun yang sama masing-masing dipatok harga Rp. 20 juta, orang pun berfikir untuk menawar.

“Menurut saya buka harganya terlalu tinggi, kesannya dia memang tidak niat menjual karena itu barang mahal secara kesan vintage dan sulit dinilai dengan uang, “ komentar Ayip. Sebaliknya, booth penjual kacamata,  CD dan kaset kuno, lumayan laris,  karena range harga jualannya terjangkau buat orang yang mengerti ‘kacamata antik, model lama’. Yakni antara Rp. 100 rb sampai Rp. 500 rb an, sementara kaset dan CD berkisar Rp. 100 rb sampai Rp. 100 juta, tergantung ‘kekuatan sejarah konten lagu-lagunya’.

Tak kalah menarik yang menjual lampu kapal,  kabarnya koleksi lampu kapalnya diperoleh dari beberapa kapal yang tenggelam di laut sekitar Bali. Lampu lampu kapal yang dibandrol Rp. 6 juta itu kembali dipijarkan, dan dimodifikasi sedemikian rupa, hingga pantas menjadi koleksi barang antik penggemar barang vintage sebagai lampu taman.

Motor HD plat Nomor AB

Berto dari Rumah Sanur mengatakan, tak ada penjualan stand atau booth, “Kami bekerjasama dengan membagi persentase keuntungan barang yang laku saja, saling percaya, karena mereka juga kerabat kerja kami, “ ujar penggemar musik ini. Berto lalu menunjuk stand ‘cukur di bawah pohon’, yang dibuka oleh tukang cukur profesional dari Seminyak, Bali. Ia membuka harga cukur Rp. 60 rb, juga bisa cuma cukur jenggot saja dengan harga berbeda, “Tahun ini yang gunting rambut ada 15 orang, “ kata Ayip.

Tak kalah menarik adalah, hadirnya penjual mode ( motor gede )  asal Jawa yang sudah lama menetap di Bali. Motor gede Harley Davidson-nya keluaran tahun 1962, dengan modifikasi mesin baru tahun 2000, dibandrol Rp. 160 juta, dengan surat-surat plat nomor AB, Yogyakarta. Motor ini sempat dihidupkan pemiliknya, dan akan dijual  langsung bisa balik nama.

“Pasar Vintage Rumah Sanur tahun 2017 lebih ramai dan beragam kontennya dibanding tahun lalu, dari dibuka jam 12 sampai penutupannya jam 23.00 WITA, tak kurang 800 pengunjung datang dan mereka belanja barang antik dan makan dengan menu baru Rumah Sanur senilai 43 juta rupiah. Kami akan lanjutkan membuka Pasar Vintage 2018, karena pasarnya ada. “ kata Ayip yang dikenal sebagai seniman grafis ini. XPOSEINDONESIA – Bens Leo Foto : Indrawan Ibonk

More Pictures

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -