Otokritik pada World Ethnic Music Festival 2013

- Advertisement -

Topeng Ubud.  Pada akhir rapat mengerucut menggugurkan Viky dan grupnya, karena masalah teknis latihan yang jauh – Jakarta dan Bali, dan memastikan  memasukkan nama Ayu Laksmi dan Swara Semesta dengan Balawan sebagai creator melalui sound gitar-nya.

Gagasan cerdas datang dari Dharma Oratmangun, “Untuk menguatkan citra Indonesia sebagai pusat peradaban musik etnik Dunia, kita harus siapkan sesuatu yang besar, yakni Kesepakatan Bali para Delegasi Musik Etnik  dan mendirikan Prasasti Musik Etnik di Bali,“ kata Dharma. Dharma juga menggarap musik baru, sebagai pengawal tarian dengan basic etnik Tanimbar, Maluku. Enteng Tanamal bertugas sebagai supervisor semua aktivitas ini.

Tugas paling penting ada di tangan Franki Raden, karena harus menghubungi musisi 9 negara luar yang memiliki kekuatan musik etnik dengan musisi yang eksploratif. Akhirnya diputuskan memilih wakil dari India, Cina, Korea Selatan, Australia, Iran, Burkina Faso ( Afrika ), Amerika dan Rusia.

- Advertisement -

Dalam technical meeting peserta, lumayan banyak masalah yang muncul. Musisi Burkina Faso misalnya, dari Afrika transit di Hongkong, beberapa musisinya keluar dari airport, tak bisa masuk Hongkong lagi karena tak memiliki visa, akhirnya harus dideportasi, Franki menggabungkan sisa musisi Afrika itu  dengan musisi dari negara lain.

Rusia tidak menampilkan musisi etnik, tapi diwakili oleh 2 grup, yakni grup rock bernama Indonesia – karena ortu gitarisnya pernah tinggal di Indonesia – yang mereka sebut dengen Russian Rock Band, dan trio penyanyi yang masih belajar di konservatorium musik Moscow. Problem lain yang tak kalah seru adalah, gagalnya pawang meredam hujan, baik waktu masih gladi resik tanggal 24 November maupun pada saat pergelaran 10 negara pada tanggal 25 dan 26 November.

Hujan yang mengganggu penampilan peserta hari pertama, memaksa Panitia menghentikan acara hanya sampai performer ketiga, tujuh negara lainnya urung tampil di hari pertama festival yang digelar di Art Centre Denpasar yang outdoor. Hari kedua tanggal 26 November, hujan yang mengguyur Denpasar dan setting alat musik yang tidak sempat dilakukan GR hari sebelumnya, menjadikan acara molor, dan festival music berakhir di atas pukul 02.00 WITA, padahal rundown acara tertulis, World Ethnic Music Festival harus berakhir pada pukul 00.00 WITA saban harinya. 

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -