Ada lagu yang olok-olok ( ‘Tai Kucing Serasa Coklat” ), ada lirik bercanda ( ‘Di Radio’ ), lagu tema alam dan lingkungan ( ‘Lestari Alamku….’ ), tapi Gombloh menjadi sangat dikagumi karena superhitnya, ‘Kebyar dan Kebyar’. Lagu ini diarahkan pencipta (sekaligus penyanyinya), sebagai Lagu Tema Cinta Tanah Air. Melodinya indah, musiknya tanpa intro, Gombloh langsung menyanyi dengan suara di not tinggi. Sebagian lirik ‘Kebyar dan Kebyar’ begini :
Indonesia, merah darahku, putih tulangku, bersatu dalam semangatmu
Indonesia debar jantungku…..dst….Kebyar Kebyar, pelangi jiwa…..
‘Kebyar dan Kebyar’ liriknya sederhana tapi dahsyat. Mudah dicerna, tidak multi interpretatif. Gombloh membuat tafsir : merah = darah, putih = tulang. Bersatu dalam semangat…..’Kebyar dan Kebyar’ memiliki peran penting dalam industtri musik pop rekaman, karena lagu ini pernah seperti lagu pendamping ‘Indonesia Raya’ dalam event event penting kenegaraan.
Menpora Adhyaksa Dault memberikan penghargaan buat Gombloh, pada perayaan Sumpah Pemuda di Istana Wapres Jusuf Kalla ( waktu itu ). Sepanjang yang kita tahu, ‘Kebyar dan Kebyar’ adalah lagu pop yang long lasting……panjang usianya, punya relevansi dengan jaman.
Bandingkan dengan lirik lagu ‘Bendera’ ciptaan Eross Chandra gitaris Sheila on 7, yang kukuh sekali dengan tema patriotik. ‘Bendera’ menjadi lagu hit ditangan dan tenggorokan Kikan dari Cokelat ( saat itu ).
Cokelat adalah band pop rock asal Bandung yang sakti dengan lagu-lagu ciptaan vokalis Kikan, tapi Produser Eksekutif Jan Djuhana dari Sony Music waktu itu, menyodorkan lagu ‘Bendera’ karya Eross Chandra, buat dinyanyikan Kikan dan diaransemen Cokelat. Kenapa tidak direkam oleh Sheila on 7?
Eross menjawab, “Waktu itu dianggap nggak pas buat karakter musik Sheila on 7,” Dan ‘Bendera’ itulah lagu pertama Eross Chandra yang direkam oleh artis lain diluar Sheila, apalagi yang merekamnya band setangguh Cokelat.