Selasa, Agustus 26, 2025

The Long Time Journey of Dwiki Dharmawan

Perjalanan panjang Dwiki Dharmawan bermula sekitar tahun 1984. Dan tentu saja, 40 tahun memang sungguh bukan waktu yang sebentar. Paling tidak, pastinya terkait erat dengan adanya ratusan karya yang dihasilkan. Lewat berbagai aktifitas bermusik bermacam-macam. Dan, catatan paling spesial, nan tiada duanya adalah, bermain di sekitar 80 negara.

Main dengan grupnya, dengan orkestra juga. Atau tampil berkolaborasi dengan pelbagai musisi internasional. Ini memang tentang seorang bernama lengkap Muhammad Dwiki Dharmawan Sastrawidjaya.

Pemain kibor, penulis lagu, aranjer, produser. Musisi yang dipandang banyak orang, mahir pula dalam melakukan lobbying.

Dwiki Dharmawan memang memiliki talenta luar biasa dalam bermusik. Sekaligus juga mempunyai anugerah dalam bermusik yang terbilang extra-ordinary. Iapun menjadi salah satu musisi bertaraf internasional, dengan jam terbang internasional yang tinggi, paling menonjol.

Dengan catatan seperti itu, tak heran ketika perayaan perjalanan panjang karir bermusiknya sepanjang 40 tahun berlangsung padat. Juga meriah. Sarat ornament-ornamen musik. Dan melibatkan banyak bintang tamu penyanyi, juga musisi. Konser tersebut digelar pada Sabtu 23 Agustus kemarin, di Ciputra Artpreneur, kawasan Kuningan, Jakarta.

Disediakan sebuah grand piano, serta electric piano untuk dimainkan Dwiki Dharmawan. Ditempatkan di sisi kiri depan areal panggung. Dan areal di belakangnya adalah tempat dari para pemain orkestra, World Peace Orchestra namanya. Ada 40 pemain orkestra yang tampil kali ini.

Kepadatan Panggung dan Daftar Lagu

Untuk Stage plot, di sisi belakang area panggung, space untuk rhythm-section plus backing-vocals. Sisi depan sebelah kanan, disediakan ruang untuk “pasukan” choir anak-anak, Kilau Vokalia Dian Didaktika.

Alhasil, panggung terlihat lumayan padat. Sisi tengah panggung tentu saja bagi para kolaborator, terutama deretan penyanyi. Termasuk saxophonist tamu, Ivan Paulus.

Tercatat ada 30 repertoar lagu yang dimainkan. Jumlah yang terhitung lumayan “padat” juga. Sudah termasuk overture sebagai nomer pembuka, setelah permainan solo piano Dwiki Dharmawan. Dengan jumlah sebanyak itu, penonton pasti terpuaskan harusnya. Banyak lagu dengan berbagai tema musik yang tersaji soalnya. Pop, jazz, world music bahkan hingga Rap.

Apalagi dipadatkan juga dengan tampilan beberapa tarian modern, yang melibatkan beberapa dancers. Variasi tontonan untuk dikonsumsi telinga dan mata, memang terhitung sarat.

Kalau sudah begitu tinggallah kemampuan peracik konser, menempatkan lagu, mengatur ritme pertunjukkan sedari awal hingga akhir.

Artinya begini, ketika tensi pertunjukkan sudah disetel “tinggi” sejak awal, seolah sudah memaku penonton untuk menerima dengan sukacita semua hidangan lagu. Ditingkahi permainan visualisasi, baik tata lighting termasuk laser dan digital-imaging di backdrop.

Tentu saja akan sempurna ketika, sampai di penghujung konser dihadirkan penutup yang menyempurnakan kenikmatan menonton itu. Bener-bener bikin penonton pulang dan bisa tidur nyenyaklah….

Seorang Dwiki 40 tahun berkarir musik. Memainkan macam-macam musik. Dari awalnya menimba ilmu di Elfa Secioria Music Studio di awal 80-an. Lantas membangun Krakatau Band, yang “meletus” lewat ajang kompetisi bergengsi Light Music Contest 1985. Dan seterusnya, memang adalah catatan demi catatan kesuksesan  langkah-langkah kakinya. Setapak demi setapak.

Krakatau dan Once Mekel dan lainnya

Mencermati ratusan karya lagunya, yang dibawakan lewat grup-grupnya, lewat bermacam-macam penyanyi. Termasuk lagu untuk film-film layar lebar dan sinetron. Bisa jadi sekilas dianggap, 30-an lagu belumlah “sempurna” mewakili perjalanan karir musiknya. Harusnya lebih dong.

Tapi hati-hati kawan, konser dengan “kebanyakan” lagupun kadangkala malah justru jadi boomerang. Penonton mencapai peak kepuasannya, tapi masih ada lagu-lagu lain, alhasil berpotensi penonton lantas menjadi lelah. Ah sayang betul ya. Puncak kenikmatannya malah terlewat. Lalu bagaimana konser bertajuk The Musical Journey of Dwiki Dharmawan kemarin itu?

Overall, menyenangkan. Para penonton mengaku terpuaskan. Sebagian mengaku terhibur juga karena sekaligus bernostalgia. Walaupun begini, kan tidak ada satupun yang sempurna di atas muka bumi ini. Betul kan ya? Nah, catatan masukannya adalah kalau saja penutupnya penampilan Krakatau, udah pas banget. Once Mekel yang ditaruh menjadi pengunci acara digeser sedikit ke tengah, kayaknya akan lebih bagus.

Jumlah lagu mencapai 30-an, memang padats betuls. Kalau “hanya” disajikan 24-25 lagu, mungkin saja lebih menyenangkan. Tapi persoalannya memang sih, begitu banyaknya karya Dwiki bukan? Akan lumayan repot ga sih, memilih lagu-lagu yang paling pantas untuk dibawakan, dari ratusan lagu karyanya? Dilematis ya.

Konser kemarin memang seperti langsung “menggelegar”. Duo Andien dan Sandhy Sondoro menjadi pembuka. Dengan 2 lagu, dimulai dengan “Gemilang”.

Lagu yang ikut melejitkan nama Krakatau Band, yang notabene juga mencuatkan nama Dwiki Dharmawan. Disambung dengan “Malam Biru”, hits milik Sandhy Sondoro. Kemudian Andien secara solo membawakan, “Hati Seluas Samudra”, ditemani Ivan Paulus pada saxophone.

Berikutnya ada penyanyi muda nan cantik, Awdella, membawakan “Tiada Lagi Keraguan” dan “Aku Ingin”. Dilanjutkan penyanyi muda lainnya, yang tak kalah beningnya, Shanna Shannon, ditemani choir. Shanna membawakan, “Cintaku yang Terakhir” dan Bidadari yang Terluka.” Lantas giliran penyanyi muda lain, Jinan Laetitia, membawakan tembang syahdu, “Dengan Menyebut Nama Allah”.

Ada juga violis berjam terbang internasional, Iskandar Widjaya. Membawakan ballad karya Iwan Abdulrahman, “Melati dari Jayagiri” disambung dengan lagu karya Ismail Marzuki, “Sepasang Mata Bola”.

Dwiki dan World Peace Orchestra lalu menyajikan “The Spirit of Peace”. Diikuti penampilan istimewa, kelompok rap dari Papua, M.A.C menyanyikan, “Cuma Saya”. Berikutnya ada Dira Sugandi dengan 2 lagu, “Lamalera ‘s Dream” dan “Birdge Over Troubled Water”. Dari Dira ke Kris Dayanti, yang kebagian membawakan, “Cita Pasti” dan “You’ll be in My Heart”.

Selanjutnya ada Dirly Dave membawakan , “Melangkah di Atas Awan”. Lantas disambung penampilan apik duo Dirly dan Ita Purnamasari membawakan,”Deru Debu”.

Dari lagu duet itu, Ita Purnamasari melanjutkan dengan hits masa ke masanya, “Cintaku Padamu”. Dimana Ita ditemani Dwiki dan putra tunggal mereka, Fernanda Dharmawan, memainkan gitar akustik. Giliran berikut adalah, Ruth Sahanaya. Uthe, yang teman baik Dwiki sejak muda banget di Bandung, membawakan, “Imaji” dan “Here, There and Everywhere”.

Disusul penampilan spesial dari Tony Wenas. Sang Ketua Umum PAPPRI, sekaligus petinggi nomer wahid Freeport Indonesia itu menyanyikan, “I Lef My Heart in Sanfransisco”. Berikutnya Adalah Putri Ariani, dengan “Somewhere over The Rainbow” dan “Perfect Liar”.

Mengenyangkan Jiwa

Barulah Krakatau Band, yang kebagian membawakan 4 lagu, “Haiti”. Disambung dengan “Terumbu Menangis” dan “Cerita Persahabatan”, dan “Kau Datang”. Setelah Krakatau, barulah Once dengan 2 lagu, “Aku Mau”, hits balladnya yang “bikin hati berdarah-darah” itu. Lalu Once ditemani oleh Awdella dan Shanna Shannon membawakan,”Menaklukkan Dunia”. Sebagai tembang pengunci acara, “Sekitar Kita”, yang menghadirkan seluruh pengisi acara ke atas panggung.

Dan acarapun usai sudah. Seperti biasa, Sebagian penonton menyerbu naik ke atas panggung, ngobrol-ngobrol dengan para artis. Selain itu juga para penonton mengajak artis berswafoto. Sebuah tontonan yang lumayan mengenyangkan jiwa, pada akhirnya.

Sebuah reward yang tepat untuk Dwiki Dharmawan, yang kebetulan juga baru berulang tahun ke 59 tahun pada, 19 Agustus. Perayaan kesuksesan yang pantas untuk perjalanan lumayan panjang yang tak sekadar soal musik. Tapi menjadi lebih ke perjalanan spiritual, dan rangkaian momen demi momen perwujudan cintanya terhadap dunia musik. Dan sekaligus menggambarkan langkah-langkah kakinya, berikut dengan segenap karya-karya apiknya yang dilahirkannya. Yang menghiasi kehidupan para penontonnya.

Dwiki, Dirgahayu! Teruslah berkarya…. XPOSEINDONESIA Teks dan Foto dM

kris dayanti dan ivan paulus
kris dayanti dan ivan paulus
dwiki dan ruth sahanaya
dwiki dan ruth sahanaya
andien
andien
30 repertoar disajikan dalam satu malam
30 repertoar disajikan dalam satu malam
bersama isteri dan anak tunggal
bersama isteri dan anak tunggal
iskandar widjaya
iskandar widjaya
muhammad dwiki dharmawan sastrawidjaya, pemain kibor, penulis lagu,aranjer, produser
muhammad dwiki dharmawan sastrawidjaya, pemain kibor, penulis lagu,aranjer, produser

Must Read

Related Articles