“Satu Indonesiaku”, Sebuah Lagu Untuk Kerukunan Bangsa

- Advertisement -
- Advertisement -

Sebelum menjalankan tugas barunya  sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk  Selandia Baru pada 2017, Tantowi Yahya meninggalkan jejak di musik yang terasa spektakuler dan membanggakan.  Ia bersama Gumilang Ramadhan (Ketua Umum ASIRI)  menggagas ide membuat sebuah lagu yang  diniatkan untuk ‘mendinginkan’ situasi bangsa yang sekarang ini seolah sedang panas dan terpecah-belah, karena perbedaan pendapat soal budaya, agama dan sebagainya. Dan keduanya prihatin melihat dinamika yang sedang terjadi.

Untuk mewujudkan ide tersebut, dilobilah Erwin Gutawa untuk menggarap musik dan Toni Sianipar untuk pembuatan video klip.  Kemudian lahirlah sebuah lagu berjudul “Satu Indonesiaku”. Erwin menggarap lagu  itu dari menggubah  dan mempersatukan empat lagu yang sudah melegenda yakni Rayuan Pulau Kelapa (ciptaan Ismail Marzuki), Kolam Susu (ciptaan Yok Koeswoyo), ‘Zamrud Khatulistiwa’ (karya Guruh Soekarnoputra), dan Pemuda (ciptaan Candra Darusman).

Menurut Tantowi, “Erwin bekerja ekstra keras agar lagu itu mampu memunculkan semangat kebangsaan bagi siapa pun yang mendengarnya”, ujar Tantowi Yahya dalam acara konferensi pers peluncuran single ‘Satu Indonesiaku’ di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (20/12). Dan yang terpenting untuk dicatat,  kerja Erwin Gutawa memang tidak mudah. Ia dengan cerdas mampu menggubah kembali empat lagu yang berbeda karakter, menjadi satu lagu yang menyatu dan membangkitkan semangat kebangsaan.

Tantowi berfikir lagu ini  harus dinyanyikan banyak penyanyi yang  sudah terkenal di peta musik Indonesia.  “Awalnya saya pikir ini akan sulit terwujud,  karena penyanyi terkenal biasanya honornya mahal dan sulit punya waktu,” ujar Tantowi

Namun setelah melakukan lobi, ternyata banyak musisi yang mendukung dan rela tidak dibayar setelah mendengar misi pembuatan lagu. “Ada kesamaan visi dan konsep kebangsaan yang mendorong para artis lintas generasi ini mau dan bisa berkolaborasi,” ujar Tantowi.

Proses  perekaman lagu  berlangsung cepat.  “Kurang dari tiga pekan ide besar ini bisa direalisasikan,” ujarnya Tantowi  sambil menyebut nama-nama penyanyi yang terlibat, antara lain Once Mekel, Tompi, Ariel ‘Noah,’ Judika, Tantowi Yahya, Giring Nidji, Momo ‘Geisha,’ Afgan, Gita Gutawa, Marcell, Rossa, Glenn Fredly, Raisa, Isyana Sarasvati, Andre Hehanusa, Ike Nurjanah, Tulus, Cita Citata, Bimbo, Vina Panduwinata, Cakra Khan, Elfas Singers, dan Edo Kondologit.

‘Satu Indonesiaku’ resmi diluncurkan Selasa (20/12) dan direncanakan akan diputar di 674 radio di seluruh Indonesia yang menjadi anggota Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI). Video klipnya yang digarap Tonoi Sianipar akan ditayangkan di 10 stasiun televisi swasta yang berada di bawah naungan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), di layar bioskop di jaringan Cinema XXI, inflight entertainment Garuda Indonesia, serta YouTube.
 
Legal Untuk Dibajak

Banyak tokoh ternama hadir dalam acara  rilis single ini, terlihat antara lain, Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin. Mereka rata-rata  berjanji menyebarkan lagu itu ke lembaga masing-masing.

Jenderal Tito Karnavian, Misalnya berjanji akan memberikan salinan lagu itu kepada 430 ribu orang anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia akan memerintahkan bawahannya untuk memainkan Satu Indonesiaku dalam setiap kesempatan bertemu masyarakat. “Begitu ada acara dengan masyarakat, mainkan ini. Dari Sabang sampai Merauke. Saya yakin ini akan merasuk, menyatu kembali dalam kebhinekaan kita. Perbedaan bukan pemisah, tapi penyatu bangsa,” katanya.

Senada dengan Tito, Arief Yahya juga sepakat bahwa pendekatan budaya bersifat lebih cair untuk menembus batas dan perbedaan. Ia optimis setiap orang Indonesia akan tersentuh saat mendengar lagu ini. “Saya akan meminta hotel serta pihak-pihak yang bersentuhan dengan destinasi wisata untuk memutar lagu ini.”

Sementara itu Rudiantara berencana mendorong para perusahaan telekomunikasi untuk menyediakan ring back tone (RBT) Satu Indonesiaku yang bisa digunakan masyarakat secara gratis. Hal itu mengingat besarnya jumlah penduduk Indonesia–165 juta dari 255 juta jiwa–yang memiliki telepon genggam saat ini.

Enggartiasto punya pendapat senada. Dalam pidato  yang disampaikannya dengan tersendat karena haru, Enggar berkata, “Saya hampir speechless, lagu dan visualnya luar biasa dan sangat menyentuh. Satu doa saya,.. Saya tidak mau menyaksikan Indonesia pecah. Saya akan minta Shopping center sampai pasar untuk memputar lagu ini!”

Tanto menyambut janji itu dengan senyum terkembang. Ia menyebut  lagu ‘Satu Indonesiaku’ tidak diniatkan untuk dikomersialisasikan. Tanto juga berjanji akan menyerahkan salinan lagu dan video klip kepada seluruh kementerian dan lembaga yang berminat. Politisi Partai Golkar ini malah mengijinkan ‘Satu Indonesiaku’ untuk disebarkan  seluas-luasnya dan mengiijinkan dibajak. “Khusus lagu ini, makin dibajak makin bagus. Karena dengan begitu akan semakin banyak yang mendengarnya dan semoga juga bisa tergugah  untuk menjadikan Indonesia damai dan bersatu!” tutupnya. XPOSENDONESIA/NS Foto : Muhamad Ihsan

Baca Juga :  20 tahun /rif : Antara Jepang, Rum & Biografi

More Pictures

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -