“Sejak awal dibangun Death Distortion memang punya passion ngembangin musik metal, tapi yang lebih modern, itu yang kami sebut Modern Metal. Musik metal dengan warna kekinian,” ujar Wawan.. Gitaris ini mengaku memilih main rhythm guitar, yang main distorsi dan kenceng abis tugas Ega. Pilihan itu menjadi sangat pas, jika kita menikmati bagaimana padunya duet gitaris Wawan – Ega pada lagu ‘Death Distortion’, ‘Reinkarnasi” atau lagu ‘Ambisius’ yang – kata Trison, dapat referensi dari warna modern rock metal-nya Metallica. Ega dan Wawan masih main padu tatkala Death Distortion dengan sangat sengaja membuat aransemen ‘musik rock yang jualan’ seperti pada lagu ‘Terbang Bersama Garuda’ yang banyak memainkan gitar akustik, dengan perkusi tifa asal Papua. Di sini peran Rian terasa istimewa.
“Saya senang lihat perkembangan Death Distortion, materi lagu dalam album ini, rock banget, metal sekali, dan Rian masih bisa mengimbangi seniornya yang usianya berlipat dari umurnya. Saya juga turun tangan melihat kebersamaan mereka latihan, bikin lagu atau rekaman di studio. Jika perlu, mengusulkan revisi cover Death Distorsion pun saya lakukan,“ kata Ilham Johan, putera Makassar yang menikahi perempuan Papua Vince Lennawaly.
Semua Lagu Ditulis Bersama
Album Reinkarnasi Death Distortion digarap sepanjang 4 bulan, dimulai Oktober 2015 direkam lagu pertama ‘Reinkarnasi’ di studio La Voice, selanjutnya beberapa lagu masuk rekaman digital di studio Akalliar, sementara Mixing Mastering dikerjakan di Putra Mandala Studio – Pulo Mas, dilakukan bersama seluruh pemain pada Februari 2016. Ega Liong ditugasi sebagai Sound Engineer.
“Kami memang membiasakan bekerja bareng, kerja kolektif, termasuk bikin lagu juga barengan. Itu sebabnya pada teks lirik di cover album tidak ada nama pencipta secara individual, karena delapan lagu Death Distortion, kami tulis secara bersama,” penjelasan Trison, tatkala ditanya tentang ketiadaan nama pencipta lagu pada teks lirik.
Tema lirik. ‘ragam warna musik rock’ juga dipikirkan secara bersama, termasuk pada dua lagu yang menyeberang ke warna ballad rock, seperti ‘Hasrat’ dan ‘Terbang Bersama Garuda’. Pada 2 lagu ini ada perlakuan istimewa. ‘Hasrat’ misalnya, liriknya ditulis Wawan, bercerita tentang perempuan penggoda, dan materialistis, “Sebenarnya banyak perempuan yang suka melodi lagu Hasrat, rock tapi kalem, namun tatkala mulai baca teks liriknya, mendengar cara Trison nyanyi, lirik Hasrat terdengar malah mengkritisi perempuan yang materialistis. Itulah uniknya lagu Hasrat, “ kata Wawan sambil melepas tawa.