
Menurut Rian, salah satu tantangan dalam menggarap album Death Distortion adalah, musisi harus merem emosi rockers-nya, “Seperti saya harus main tifa pada lagu Terbang Bersama Garuda, ini sesuatu yag baru pada karier saya sebagai drummer, apalagi ini masuk rekaman, “ tambah Rian.
Lirik ‘Terbang Bersama Garuda’ bercerita tentang persaudaraan dan persahabatan yang indah antar suku bangsa, jika melihat pemakaian instrumen gitar akustik dengan dipadu pukulan tifa, bisa diduga ‘Terbang Bersama Garuda’ terinspirasi dari kekayaan budaya Papua, lagu ini menjadi semacam personifikasi dari Rian Dani sebagai musisi yang berdarah Makassar Papua.
‘Death Distortion’ dan ‘Corruption’ adalah 2 lagu Death Distortion yang liriknya bahasa Inggris, Menurut Trison, pada melodi musik Modern Metal, seringkali melafalkan lirik bahasa Indonesia terasa susah, tapi lirik teks Inggris menjadi lebih mudah dinyanyikan, karena adanya suku kata yang pendek pendek, “Itu saya alami waktu menjadi vokalis Edane akhirnya ada beberapa lagu Edane yang berteks Inggris, karena bikin teks Indonesianya susah. Beberapa lagu Edane menggabungkan teks lirik Inggris dan Indonesia, jadi terdengar unik juga sih, “ cerita Trison.
Album Reinkarnasi Death Distortion dikunci dengan lagu ‘Residivis’, bercerita tentang seseorang yang ‘sudah sepuh’, bertattoo, rantai bergantung di celananya yang robek, bak rocker tua dengan asesorisnya. Tema lirik yang pas buat melodi lagu yang terkesan gahar. Menarik dicatat, Death Distortion juga memasukkan 2 video klip, yakni Reinkarnasi yang disutradarai Oleg Sanchabachtiar dan ‘Death Distortion’ garapan sutradara Hendry Tivo, dalam first album Death Distortion sebagai bonus track. ‘Bonus track dua video klip ini menjadi jawaban dari kerinduan rock lovers pada tayangan video klip musik yang sekarang kian jarang kita lihat di televisi, “ kata Rian.
Karakter Trison ’Yang Kuat’
Ega Liong mengakui, problem paling menantang membuat album Death Distortion adalah bagaimana cara ‘mengakali’ karakter vokal Trison yang superkuat menjadi ciri khas Death Distortion, “ Gak asyik rasanya jika Death Distortion dibanding bandingi dengan album Roxx dan Edane, tempat Trison pernah berkarier sebagai vokalis, “ kata Ega.
Jawaban dari pertanyaan itu adalah, Death Distortion harus memperkuat style permainan duet gitar Ega – Wawan, teknik main drum dan perkusi Rian Dani yang harus padu dengan cabikan Didiek Orange sebagai bassist. Pada Edane, peran Eet Syahranie sebagai gitaris, bisa menyamarkan kekuatan karakter vokal Trison sepanjang kariernya dalam Edane ( 2000 – 2003 ).
Sabtu 30 April 2016, bertempat di Equus Cafe and Lounge, Kebayoran Baru – Death Distortion mempresentasikan lagu-lagu karyanya melalui launching album dan showcase-nya yang tertata rapi. Siang – petang hari, hadir dalam launching album itu wartawan media cetak, online, TV dan radio, malam harinya showcase Death Distortion disaksikan sejumlah artis musik, fans 5 musisi pendukung, menampilkan Executive Producer Ilham Johan dari Putra Mandala Production, , 2 clip maker serta label Bravo Musik selaku Distributor.
Death Distortion adalah :
Trison P Manurung ( Jakarta 22 Maret 1965 ), lead vocal Roxx Band yang pernah menjuarai Festival Band Rock se Indonesia versi Log Zhelebour ( 1990), namanya menjulang lewat single ‘Rock Bergema’. Bersama Roxx, dirilis First Album (1992), Bergema Lagi, Retake, dan album terbaru Roxx, Jauh Dari Tuhan ( 2012 ). Trison sempat masuk formasi Edane antara tahun 2000 – 2003 dan merilis album 170 Volts pada 2002
Rian Dani Mandala Putra Johan ( Wamena, 30 November 2001 ), pemain termuda Death Distortion ini pernah tergabung pada Racher Band, Ovarium Band dan The Trigger sebagai drummer. Rian memiliki prestasi sebagai drummer terbaik pada 5 Kompetisi Band di Papua, berpengalaman sebagai drummer band metal pada Trigger Band, saat usianya baru 13 tahun,waktu itu Rian baru satu tahun pindah di Jakarta dari Papua. Kini Rian masih duduk di bangku SMP klas 3.
Didiek ’Orange’ Sugianto ( Denpasar, 24 Januari 1968 ), bassist Roxx dan One Feel. Ikut rekaman album kedua Roxx, Nol dan single ‘Tergila Gila’ pada grup lainnya.