
Inilah musisi muda bermasa depan gemilang. Namanya Juan Mandagie. Profesi kerennya adalah sebagai Arranger. Dalam lima tahun terakhir ini, ia banyak bekerja sama dengan Ria Prawiro, pencipta lagu sekaligus pemilik Kariza Productions.
“Dari tahun 2017 hingga hari ini, saya sudah mengerjakan lebih dari 30 lagu bersama Ibu Ria Prawiro. Dan yang terbaru berjudul ‘This Is The Time’,” katanya dalam sebuah wawancara via telepon.
“This is The Time” adalah sebuah single semi instrumental yang sudah dirilis dan tersedia di toko digital sejak awal Maret 2022.
Juan menawarkan Lo-Fi Hip Hop dan Electronic yang sedang jadi trend di kalangan milenials. “Ketika kami sematkan Lo-Fi Hip Hop, dalam “This is The Time”, lagu Ibu Ria semakin enak dinikmati kapan saja. Saat lagi belajar, nyetir mobil atau lagi kerja di kantor,” kata pria kelahiran 27 Juni 1995, tentang kerja kreatif terbarunya.
Juan mengaku sangat menikmati bekerja sama dengan Ria Prawiro. Karena sebagai pencipta maupun produser, Ria sangat demokratis dan tidak terpaku menggarap musik hanya pada satu jenis tertentu.
“Ia mau mengeksplore beragam jenis musik baru, bahkan yang di luar selera beliau. Lebih pasti lagi, Ibu Ria punya visi yang sama dengan saya, kalau berkarya ingin bisa memberkati banyak orang!” ujar Juan tentang Ria.
Khatam Untuk Arranger
Juan memasuki industri musik sejak akhir 2014. Waktu itu, ia diajak musisi Echa Soemantri untuk rekaman lagu berjudul “Doa bagi Bangsa” yang dibuat khusus dalam rangka merayakan 17 Agustus.
“Saya berperan sebagai pemain keyboard, video lagu itu masih ada di Youtube!” ujar Juan, lulusan Jazz and Pop Performer dari Universitas Pelita Harapan.
Setelah itu, Juan ditarik menjadi pegawai di Archipelagio Music, sebuah perusahaan yang menyediakan Jasa Hiburan untuk acara pernikahan, acara perusahaan maupun Produksi TV di bawah asuhan Gihon Lohanda.
“Dari sini itu saya semakin khatam mengerjakan musik yang lebih luas, baik untuk arranging maupun producing!” ungkap Juan .
Juan mengaku sudah mengenal keyboard sejak usia 6 tahun. “Waktu itu Papa membelikan keyboard sebagai hadiah ulang tahun. Kemudian saya ikut kursus di Yamaha!” kata Juan.
Perkenalan awal dengan keyboard juga piano di usia muda, membuat ia jatuh hati pada instrument itu hingga kini.
“Piano itu memiliki 88 tuts, jadi secara harmoni, pasti lebih lebar dari instrument lain. Dan sangat cocok untuk menjadi bagian dari pekerjaan seorang arranger!” ujar Juan .
Upload dan Take Down
Juan menyebut lagu pertama karyanya yang digarap dan di-upload ke Youtube adalah “’I Miss Our Battle’’, sebuah lagu yang didedikasikan untuk mendiang Papanya.
“Lagu itu menceritakan seberapa kangennya saya sama Papa, bahkan kangen saat kami berantem. Jadi judulnya memang “”I Miss Our Battle!” ungkap Juan yang menyebut telah men-take down lagu tersebut dari Youtube.
“Mungkin, saya musisi muda yang masih labil, setelah di-upload, saya mendadak terpikir, tidak terlalu baik membagikan kesedihan, jadi saya take down!”
Juan berjanji, suatu saat nanti akan merilis single khusus untuk sang Papa, “Tetapi dengan tema yang lebih memberikan pengharapan, daripada membagikan kesedihan!” kata Juan serius.
Dalam berkarya, menurut Juan memang diperlukan kejujuran. “Namun lebih dari itu, musik itu juga harus bisa memberkati pendengarnya, jadi ada visi dan pesan di dalamnya!” kata Juan mengakhiri percakapan. XPOSEINDONESIA Foto : Dok : Kariza Productions